Lihat ke Halaman Asli

Adhi Pradityo

Karyawan Swasta

CCA#3: Corona dengan Opsi Lockdown-nya

Diperbarui: 28 Maret 2020   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari awal kemunculan Corona di muka bumi, jujur saya tidak pernah menyangka akan memiliki dampak yang seluarbiasa ini. Karena dari berita yang didengar, konon katanya virus ini tidak lebih ganas dari Sars ataupun Flu Burung beberapa tahun lalu. Tapi yang menjadi "special" dari virus ini adalah proses penyebarannya yang begitu cepat, dan muncul tidak lama setelah China berseteru dengan Amerika Serikat (saya tidak akan berkomentar banyak akan hal ini).

Seperti yang kita ketahui saat ini adalah semua negara berduyun-duyun untuk mengambil opsi untuk lockdown. Wuhan lakukan itu selama 2 bulan kalua tidak salah, Malaysia sudah melakukan, Italia entah sudah atau belum. Indonesia, banyak dorongan untuk lockdown namun masih belum sampai dengan saat ini. 

Banyak konsiderasi yang harus dipikirkan ketika mau melakukan lockdown suatu wilayah. Sepemahaman saya (mohon maaf bila salah ya) dengan melakukan lockdown kurang lebih akan memberhentikan sementara roda ekonomi suatu wilayah, karena semua harus tetap berada di dalam rumah dengan asumsi langkah ini akan memutus rantai penyebaran virus. 

Efektif atau tidak tergantung, untuk kasus Wuhan ini efektif. Lockdown juga harus memikirkan bagaimana persedian pangan suatu wilayah cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam termpo waktu yang direncanakan. Contoh persedian sembako haruslah cukup, kebutuhan sanitasi cukup dan kebutuhan lainnya juga cukup. Lockdown suatu wilayah diyakini pula dapat memicu inflasi menjadi lebih tinggi, sedangkan pemerintah pastinya ingin laju inflasi serendah mungkin.

Sekalipun memang lockdown akan menjadi pilihan nantinya, pastinya negara ini sudah memastikan hal-hal yang menurut pengetahuan rendah saya ini sudah terpenuhi dengan baik, dengan asumsi tambahan juga bahwa masyarakat tidak melakukan "panic buying" juga ya. Sempat tidak habis fikir dengan manusia manusia yang meninbun begitu banyak barang-barang tertentu dalam jumlah berlebihan. 

Semoga mereka akan diberikan hidayah oleh Allah SWT, karena saya yakin dampak dari mereka yang menimbun ada manusia yang sangat membutuhkan namun tidak bisa mendapatkan, atau sekalipun ada barangnya harganya menjadi luar biasa karena telah menjadi komoditas langka.

Pahamilah kawan, manusia itu bersaudara, kita hidup hanya sementara. Layaknya hokum fisika, ada aksi ada reaksi, aksi yang kita lakukan akan menimbulkan reaksi di tempat lain. Ada baiknya kita melakukan semuanya sesuai dengan kadarnya dan tempatmnya

Wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline