Lihat ke Halaman Asli

Jaga Setir...

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melihat anggota Nine Muses menyetir di Top Gear Korea membuat saya merenung. Dalam belokan tajam, pengemudi rentan melakukan oversteer dan understeer. Walhasil, laju kendaraannya menjadi kurang smooth dan berpotensi membuat kendaraan melambat. Wah, kalau saya sih berpegang pada mahzab "alon-alon kelakon" terkait belokan (walaupun kadang tergoda juga untuk mengikuti Schummi).

Skip beberapa hari kemudian, saya sempat lihat cuplikan Top Gear Inggris. Kebetulan Richard Hammond (salah satu pembawa acaranya) menjelaskan oversteer dan understeer sebagai berikut:

"Okay, understeer works like this:
You drive down the road, you turn the wheel but the car goes straight on, crashes into a tree and you die."

"Oversteer works like this:
You drive down the same bit of road, turn the wheel, but the back of the car comes around like this, and you go off the roadm crash into a tree and you die."

Dan kesimpulannya adalah:

"Now, oversteer is best because you don't see the tree that kills you"

Ahahaha... black humour yang cukup menjelaskan makna keduanya!
Tapi dari penjelasan tersebut, saya terpikirkan; jika lambat, nggak masalah lah apakah oversteer atau understeer.

Eh, di kolom comments ada celetukan yang oke banget:

"Understeer is when you hit the wall with the front of the car."
Ok. Setiran kurang dalam yang mengakibatkan mobil menikung kurang sempurna.

"Oversteer is when you hit the wall with the back of the car."
Setiran terlalu dalam mengakibatkan mobil menikung terlalu tajam.

"Horsepower determine how fast you hit the wall"
Nah.. kecepatan mempengaruhi gaya tumbukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline