Lihat ke Halaman Asli

Pajak Rumah Euy! (Balada NPOP vs NJOP dalam Pencarian Jodoh)

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada postulat adalah dalam suatu situs pencarian jodoh, yaitu jangan memiliki keinginan yang muluk-muluk sebagai kriteria idaman hati. Hal itu senada dengan kita yang biasa-biasa saja menginginkan bulan yang jauh tinggi di langit. Hal ini dapat diumpamakan seperti menjual rumah yang biasa-biasa saja di pinggiran kota dengan harga tinggi yang setaraf dengan rumah di Kawasan elit kota.

Simpelnya, ngaca jack! Kalau pasang harga tinggi, kapan mau laku?

Terbersit keinginan dari diri saya untuk bilang "sepakat Gan!."

Tapi dalam hati saya juga ada dissenting opinion.

Seiring perkembangan penduduk dan properti, rumah & tanah pinggiran kota bisa naik harganya.

Nah, kuncinya ada di pencari pembeli yang berani ambil risiko untuk investasi di harga sekarang untuk mendapat manfaat lebih di masa yang akan datang.

Pemahaman ini menurut saya senada dengan perkataan yang diamini berbagai pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah: "Menikah itu mulai dari ketidaksempurnaan untuk sama-sama berproses menuju kesempurnaan."

Ini satu aspek dari perumpamaan penjualan diatas NJOP yang disampaikan Mr. Mahmud.

Tapi bisa juga dilihat dari sisi yang lain.

Menurut saya, transaksi terjadi bila supply & demand bertemu.

Bila growth dari demand melebihi pertumbuhan supply, maka harga bisa naik karena adanya kelangkaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline