Lihat ke Halaman Asli

Adhe Nur Hafizhah

Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Menjelajahi Serpihan Warisan Nusantara bersama Mahasiswa PMM di Kampung Majapahit, Desa Bejijong, Kabupaten Mojokerto

Diperbarui: 27 Oktober 2022   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sebagai warga negara Indonesia  kita pasti sudah mengetahui bahwa bangsa kita yang besar ini ,yaitu Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan keragaman budaya, ras, bahasa daerah, suku bangsa, agama,kepercayaan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kita pun harus berbangga hati karena bisa hidup dan besar di negara yang sangat luar biasa ini. Dengan kekayaan alam dan budayanya tersebut, serta kondisi geografis Indonesia yang berkepulauan, Indonesia dikenal dengan sebutan Nusantara yang masih banyak menyimpan hal hal yang begitu menakjubkan,seperti masih banyaknya situs situs peninggalan leluhur pada zaman kerajaan dahulu yang ada di Indonesia,sebut saja contohnya adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara dan negara tetangga dan merupakan kerajaan terbesar di Nusantara. Kerajaan yang bercorak Hindu-Budha ini memiliki pusat di Jawa Timur dan berdiri lebih dari 2 abad, yakni sejak tahun 1293 - 1500 M. 

Mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mojokerto mendengar kata 'Majapahit' yang sudah meninggalkan beragam situs situs bersejarahnya. Pada momen kali ini saya ingin menceritakan pengalaman luar biasa saya bersama dengan teman teman Pertukaran Mahasiswa Merdeka(PMM) outbond di Perguruan Tinggi UPN Veteran Jawa Timur yang berkesempatan langsung untuk mengunjungi Desa Wisata Kampung Majapahit yang ada di Desa Bejijong,Trowulan,Kota Mojokerto,Jawa Timur. Situs Trowulan yang merupakan kawasan purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Saya memiliki kesempatan untuk mengelilingi perkampungan tersebut,yang mana banyak sekali bukti bukti otentik peninggalan kerajaan majapahit. Contohnya ditemukan candi candi disekitaran kampung majapahit yang terpusat. Peradaban Majapahit memang bukanlah sekedar legenda, terdapat banyak sekali bukti-bukti otentik arkeologis yang bisa kita temukan di Trowulan hingga saat ini. Desa yang dahulu ditengarai merupakan pusat ibukota Kerajaan Majapahit ini memang menyimpan sejarah yang tak terpisahkan dari sebuah peradaban salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di nusantara. Kerajaan yang pernah tumbuh besar pada tahun 1293 M hingga ambruk pada sekitar tahun 1500 M ini menyisakan banyak jejak sejarah. Jejak-jejak itu dicoba untuk dikembalikan dengan dibangunnya puing-puing sisa kerajaan di sebuah desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa tersebut memang dipenuhi sisa bangunan candi, tembok kuno, batu-batuan kuno, hingga tata letak bangunan-bangunan yang menunjukkan usia yang sudah sangat tua. Tak heran jika Desa Bejijong dikenal sebagai Kampung Majapahit. Untuk menuju Desa Bejijong tersebut juga ternyata tidak sulit karena posisi desa berada persis di pinggir jalan. Ada gapura yang terpampang jelas untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung. Melewati gapura Kampung Majapahit kita memang sudah disuguhi pemandangan yang berbeda dibanding dengan desa-desa pada umumnya. Sebuah rumah bergaya kuno berdiri kokoh , bentuk bangunan rumah menyerupai pendopo, suasana perkampungan ala Majapahit semakin terasa. Pasalnya, semakin masuk kampung semakin banyak pula rumah yang berbentuk serupa.

Kampung majapahit ini memang menyimpan banyak candi hingga peninggalan bersejarah lainnya dari Kerajaan Majapahit. Situs Trowulan di Mojokerto ini memiliki beberapa candi seperti Candi Brahu, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Kedaton. Tidak hanya candi-candi, disana juga terdapat makam sang raja Majapahit yaitu Raden Wijaya disampingnya juga terdapat makan ratu dan para selirnya. Setelah puas mengelilingi komplek pemakaman,kami juga menyempatkan untuk berdoa di makam Raden Majapahit. setelah dari sana perjalanan kami berlanjut ke rumah pengrajin perunggu di Desa Bejijong untuk melihat bagimana cara pembuatan perunggu perunggu yang dibentuk menjadi bermacam macam. Tidak terlalu lama berada sana lalu saya dan teman-teman akhirnya   melanjutkan perjalanan ke objek wisata yang selanjutnya yaitu ke patung sleeping budha/ patung budha tidur. Ya tentu saja masih di daerah Desa Bejijong, di Desa Bejijong ini juga terdapat Maha Vihara Majapahit Bejijong yang mana di dalamnya terdapat patung budha tidur terbesar se-Asia Tenggara. Dari jalan utama, kita dapat berjalan ke Kompleks Vihara Sasono Bhakti yang berada di perkampungan warga karna jaraknya cukup dekat. Nah di dalam Vihara tersebutlah patung Buddha tidur berada. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh penjaga yang ada disana, Patung Buddha Tidur tersebut memiliki Panjang 22 Meter dengan lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter.Bahannya menggunakan beton dan dipahat langsung oleh pengrajin patung asal Trowulan. Di sisi lain juga di kompleks ini, terdapat miniatur Candi Borobudur dan Patung-Patung Buddha yang berukuran besar hingga yang berukuran kecil. Setelah mengunjungi Patung Buddha Tidur, kami langsung berangkat lagi untuk mengunjungi Candi Brahu yang letaknya tidak jauh dari tempat Patung Buddha Tidur. Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Trowulan,candi itu dibangun dengan menggunakan batu merah. Bentuk atap candi bersudut prisma dengan segi empat, berbeda dengan kebanyakan candi lainnya. Di sekeliling Candi Brahu terdapat taman dengan pohon rindang dan rumput yang hijau yang mempesona, menambah cantik kawasan Candi Brahu ini. Di candi brahu saya dan teman-teman dibantu oleh penduduk lokal disana untuk menjelaskan informasi tentang sejarah candi brahu ini. Setelah puas berfoto foto dan mengelilingi candi brahu kemudian kami mengunjungi Museum Trowulan Mojokerto yang berada di seberang perkampungan itu tetapi jaraknya tidak terlalu jauh. Museum ini terletak di Jalan Pendo Agung, Trowulan. Di dalam Museum ini kita dapat melihat barang-barang purbakala peninggalan kerajaan Majapahit. Banyak serpihan serpihan candi,batu, prasasti,dan barang barang purbakala yang menjadi koleksi dari museum ini. Setelah melihat-lihat koleksi dari museum majapahit kami langsung bergegas untuk mengunjungi candi yang ada didekat sana karena khawatir candi tersebut akan  tutup. Candi yang kami kunjungi ini bernama candi Bojong Ratu. Candi Bajang Ratu merupakan candi yang cukup populer karena sering dijadikan spot foto-foto selfie yang memang tempat ini cukuplah bagus untuk buat foto. Bentuk candi ini menyerupai gapura dengan tangga naik turun yang mirip dengan pintu gapura kerajaan Majapahit. Di dekat Candi Bajang Ratu juga terdapat candi tikus, Situs Kedaton dan juga Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto. Konon menurut kisah asal usul dinamakan Candi tikus karena pada mulanya tempat penemuan candi ini dulunya merupakan sarang tikus. Tetapi saat itu saya  dan teman teman tidak sempat mengunjunginya dikarenakan sudah terlalu sore. Menurut saya kawasan Trowulan ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin berjalan jalan sekaligus mempelajari sejarah kerajaan terbesar di nusantara ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline