Lihat ke Halaman Asli

Menolak Narasi Kebencian: Melihat Kembali Tragedi Bom Bali II dengan Perspektif yang Lebih Luas

Diperbarui: 26 November 2024   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tragedi Bom Bali II terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005, hampir tiga tahun setelah serangan bom pertama di Bali pada tahun 2002. Serangan ini kembali mengguncang Pulau Dewata dan dunia internasional.

Pada hari Sabtu malam itu, tiga ledakan bom terjadi di tiga lokasi berbeda di Bali:

1. Dua ledakan terjadi di kawasan pantai Jimbaran, tepatnya di area Menega Cafe dan Nyoman Cafe.

2. Satu ledakan lainnya terjadi di Kuta Square, di dalam sebuah restoran bernama Raja's Bar and Restaurant di Kuta Town.

Serangan ini menewaskan 23 orang, termasuk para pelaku bom bunuh diri, dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Korban tewas termasuk warga negara Indonesia dan wisatawan asing.

Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian Indonesia mengungkapkan bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok teroris yang berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah, organisasi yang juga bertanggung jawab atas Bom Bali 2002.

Beberapa pelaku utama yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan ini berhasil diidentifikasi, ditangkap, dan diadili. Dua tokoh kunci yang dianggap sebagai dalang serangan, yaitu Noordin M. Top dan Dr. Azahari bin Husin, menjadi target operasi kepolisian. Dr. Azahari tewas dalam baku tembak dengan polisi pada November 2005, sementara Noordin M. Top tewas dalam operasi polisi pada September 2009.

Tragedi ini memiliki dampak yang signifikan:

1. Secara ekonomi, sektor pariwisata Bali kembali terpukul keras, menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan pendapatan daerah.

2. Dari segi keamanan, pemerintah Indonesia meningkatkan upaya kontra-terorisme, termasuk penguatan Detasemen Khusus 88 Anti Teror.

Secara sosial, peristiwa ini kembali menguji ketahanan dan persatuan masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman terorisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline