Lihat ke Halaman Asli

Adhe Junaedi Sholat

Memahamimu. Memahamiku

Sekomandi, Maha Karya Kalumpang Dipamerkan di Dubai

Diperbarui: 2 Juli 2022   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto adhe junaedi sholat


Raut bahagia terpancar dari wajah pegiat Tenun Sekomandi, Bungalia, tatkala ditanya soal hasil tenunnya yang berhasil menembus event internasional, yakni Dubai Expo 2020, di Uni Emirat Arab.

Bisa dibilang hampir setiap hari Bunga, sapaan akrabnya, melakukan aktivitas menenun Sekomandi di rumahnya di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju. Ia dibantu oleh dua rekannya sesama warga Desa Karataun, Kecamatan Kalumpang.

Dimulai dari pukul 05.00 dini hari hingga malam hari, proses menenun dimulai. Dalam membuat satu produk Sekomandi, waktu yang dibutuhkan terbilang tidak sedikit. Paling tidak butuh minimal dua hingga tiga bulan sampai menjadi kain siap pakai.

Proses pertama dimulai dari proses pemetikan buah kapas yang didapatkan dari tanaman kapas. Tanaman itu sendiri ditanam tak jauh dari rumah Bunga. Ada juga kapas yang ditanam secara massal di kampungnya di Kalumpang. Kapas dipanen sekira enam hingga tujuh bulan setelah ditanam.

Setelah mendapatkan buah kapas, buahnya dipisahkan dari kulitnya, lalu memisahkan biji dari kapasnya. Kemudian, dikumpulkan menjadi satu dalam wadah sebelum masuk pada proses Te'Te'. Setelah menghasilkan kapas yang lembut, proses selanjutnya yakni Loli.

Jika proses tersebut sudah dilakukan, maka masuk proses Mangngunu' atau Pemintalan. Pemintalan sendiri merupakan istilah teknis dalam dunia tekstil untuk pembuatan benang.

Setelah proses pemintalan selesai, benang diikat lalu dikumpulkan hingga untuk proses pewarnaan. Proses pewarnaan cukup lama, bisa memakan waktu satu sampai dua bulan. Semakin lama kualitasnya semakin bagus.

Pewarnaannya sendiri menggunakan bahan pewarna dari berbagai jenis tanaman. Untuk warna dasar membutuhkan waktu 14 hari sampai warna matang dan untuk mendapatkan warna motif yang benar-benar bagus, benang direndam berulang-ulang.

"Biasanya dikasih bumbu setiap hari selama 40 hari untuk mendapatkan warna alami. Bumbunya itu dari cabai rawit, laos, kemiri, jahe, lengkuas, kapur sirih dan tumbuhan alami lainnya. Ada juga tambahan dari kulit akar kayu palli. Kulit akar itu dikeringkan lalu dibakar, kemudian abunya dituang ke air, lalu airnya dicampur ke bumbu tadi," terang Bunga, di sela kesibukannya memintal benang, Sabtu 12 Maret.

Setelah diwarnai benang kemudian disimpan hingga dua bulan lamanya. Penyimpanan dimaksudkan agar warna dari bahan alami benar-benar menyerap ke dalam benang serta warnanya bisa merekat dengan kuat dan tidak mudah luntur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline