Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Farid

Pegiat Literasi

Vegetarian Food, Menu Pilihan di Taiwan

Diperbarui: 24 Desember 2015   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kesempatan Kuliah/Bekerja di Luar Negeri

Besarnya kebutuhan tenaga kerja di luar negeri pada bidang industri manufaktur, perkapalan, dan informal memberikan kesempatan  warga Indonesia untuk mengadu nasib di luar negeri khususnya di negara Taiwan. Dengan jumlah pendapatan yang relatif lebih besar bila dibandingkan bekerja di tanah air. Bila suatu waktu anda berkunjung ke kota Kaohsiung tepatnya di main station pada hari Minggu, seolah berada di Indonesia.

Beberapa program kerjasama yang telah dirintis oleh pemerintah Indonesia dan Taiwan, antara lain: program beasiswa Pemda Aceh dan Dikti3 + 1 scholarship project. Sebelum menyelenggarakan beasiswa tersebut Dikti meluncurkan Bridging Program yang diselenggarakan  pada Tahun 2013 silam. Tujuannya untuk mendorong SDM dari Universitas/Politeknik yang konsen di bidang vokasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Program ini memberikan pengalaman kepada dosen-dosen untuk beradaptasi dengan kondisi kampus dan lingkungannya selama di Taiwan, sebelum melanjutkan studi ke Taiwan.

Follow up kegiatan tersebut diserahkan ke individu masing-masing. Bagi yang memenuhi persyaratan oleh Dikti, sesuai dengan pilihan program studi/riset  dan dapat beradaptasi dengan lingkungan di Taiwan, dipersilahkan untuk memanfaatkan program beasiswa ini.

Tantangan Domisili di Taiwan

Melanjutkan studi ke luar negeri tentunya menjadi pilihan untuk mengembangkan keilmuan sesuai bidangnya dan keinginan merasakan atmosfer akademik internasional. Di samping beberapa keuntungan, terdapat juga tantangan yang harus dihadapi terutama bila memilih tinggal di negara yang minoritas masyarat muslimnya.

Kendala utama yang sering dihadapi yaitu beribadah dan kebutuhan makanan sehari-hari. Di beberapa kota di Taiwan, hampir tidak ditemukan Mesjid sebagai tempat ibadah ummat Islam. Namun untuk kota-kota yang relatif besar, akan ditemukan minimal jumlahnya satu buah. Contohnya: di Kota Taipei dan Kaohsiung.

Selanjutnya, kendala kedua yaitu tentang makanan. Beberapa teman-teman yang mengikuti program ini, memilih untuk tidak melanjutkan studi karena sulitnya mendapatkan makanan halal. Hampir setiap warung yang ditemui praktis tidak menyediakan makanan halal, kecuali di beberapa tempat tertentu yang jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) banyak berdomisili di tempat tersebut. Namun lokasinya masih jauh dari kampus masing-masing. Bagi masyarakat muslim yang ingin mendapatkan daging ayam atau sapi mentah biasanya mendapatkannya di Mesjid kaohsiung setiap Hari Jum'atnya. 

Vegetarian sebagai Pilihan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline