Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahilhamd. Gema takbir kembali bersaut-sautan menggetarkan hati setiap umat muslim, serta menandakan bahwa hari kemenangan itu telah tiba.
Kemenangan dari mengendalikan hawa nafsu, amarah dan segala keburukan yang biasa dilakukan, pada hari itu tiap-tiap insan muslim kembali kepada fitrahnya.
Peningkatan keimanan dan ibadah yang telah terlatih dan dilakukan selama bulan Ramadhan idealnya tidak berkurang pada bulan-bulan berikutnya dan seyogyanya tetap bertahan hingga tiba bulan Ramadhan berikutnya agar hidup di dunia menjadi lebih bermakna.
Makna Idulfitri
Menelik makna dari Idulfitri yang berarti kembali ke fitrah semula yaitu yang suci. Makna dari Idulfitri tentu saja bukan hanya sekedar tradisi tahunan yang akan berlalu begitu saja, lebih dari itu, keistimewaannya justru terletak pada bulan Ramadhan yang dilewati sebelumnya. Idulfitri tidak akan terlaksana sebelum umat muslim melaksanakan rukun islam yang ketiga yaitu berpuasa.
Idulfitri juga dapat dimaknai berbeda berdasarkan perspektif masing-masing individu. Namun satu hal yang pasti dirasakan oleh semua umat muslim adalah keberkahan dari hari raya Idulfitri itu sendiri yang merupakan karunia kasih sayang dari Allah yang tiada hentinya Ia berikan kepada hamba-hambanya.
Romantika dan karunia Allah kepada hambanya saat Idulfitri
Kumandang takbir, berkumpul bersama keluarga, baju baru, ketupat dan sederet makanan khas lebaran lainnya menjadi kenikmatan dan sukacita serta merupakan karunia dari Allah yang harus dirayakan pada hari raya Idulfitri.
Dilansir dari portal berita iNews.id, berbahagia karena keutamaan dan karunia Allah adalah perintah Allah 'azza wa jalla seperti dalam Al Qur`an dalam surat kesepuluh yaitu surat Yunus ayat 58:
"Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."
Pada bulan Ramadhan, Allah menurunkan berbagai rahmat beserta romantika dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Seperti dituliskan Dr. HM. Zainuddin, MA dari laman uin-malang.ac.id ada tujuh macam karunia yang diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan dan setelahnya yaitu: pertama, rahmat (yang telah diturunkan pada putaran sepuluh malam pertama (al-'asyr al awwal); kedua, maghfirah (yang telah diturunkan pada putaran sepuluh malam kedua atau pertengahan (al-'asyr al-ausath); ketiga, pembebasan (yang telah diturunkan pada putaran sepuluh malam terakhir (al-'asyr al-awakhir); keempat, lailatul qadar yang diturunkan pada malam-malam ganjil (malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan); kelima, zakat fitrah, (dapat membersihkan harta dan manusia dari dosa-dosa); keenam, pahala puasa 6 hari bulan syawal, (yang nilainya setara dengan puasa satu tahun); ketujuh, halal bi halal (saling memaafkan di antara manusia, yang dapat menghapus dosa antarsesama).