Lihat ke Halaman Asli

Adhe Riatin

Public Speaking Trainer dan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Usahid

Sikap Skeptis dalam Menghadapi Serbuan Berita di Era Digital

Diperbarui: 29 April 2024   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu kekhawatiran utama dalam menerima berbagai berita atau informasi di era digital ini adalah dengan menjamurnya sumber berita.Berlimpahnya informasi di era digital membuat masyarakat kebanjiran informasi. Menurut kritikus sosial Neil Postman akibat perkembangan teknologi dan media, masyarakat mengalami kekenyangan informasi atas serbuan berbagai informasi.Data yang disajikan media mempunyai dampak yang patut dipertanyakan manfaatnya bagi publik atau masyarakat.Berita yang sebelumnya menjadi informasi yang dibutuhkan dan ditunggu tunggu kini beralih lebih banyak menjadi informasi sampah yang harus kita pilah pilih agar tidak berakhir menjadi toxic dalam pikiran dan menjadi jalan suntikan kaum kapitalis media demi meraih profit.

Harus kita akui masyarakat kita terbuai dengan terlayani oleh tren ini,dimana masyarakat memiliki banyak pilihan media digital sesuai dengan hobi,genre cerita,pilihan politik, dan jejaring sosial tertentu.Aksebilitas media dan konten yang tidak pernah habis membuat kita melihat ini sebagi sebuah nilai plus media digital, namun sebenarnya dibalik semua fasilitas kemudahan era media digital tentu membawa pengaruh atau dampak bagi budaya kita sehari hari. Media dengan kepentingannya sangat memanjakan kebutuhan informasi masyarakat, dan bagaimana kita menghadapinya dengan mengedepankan sikap 'skeptis dalam menerima berita. Skeptis adalah sifat mengedepankan keraguan atas sesuatu.Tidak mau menerima dengan mudah apa adanya.Selalu meragukan sesuatu jika belum ada bukti yang benar benar jelas.Skeptis dalam menerima berita sejalan dengan sikap skeptis yang harusnya juga dimiliki seorang jurnalis dalam mengolah berbagai informasi sebelum dibuat dalam narasi berita.Skeptis adalah sebuah sikap penerima pesan untuk melakukan pengolahan dengan 'filter konseptual sesuai dengan nilai nilai, norma dan konsep diri yang diyakini sebagai sebuah mekanisme selektif dalam diri kita.

Masyarakat diharapkan lebih hati hati dalam mengkonsumsi berbagai informasi.Meragukan sebuah pemberitaan adalah senjata kita dalam menghadapi lubernya informasi 

menelan informasi tanpa konfirmasi,menganalisa setiap berita yang datangapakah berita itu adalah sebuah fakta atau sekedar informasi(pemberitahuan)tanpa kejelasan atau akurat.Konvergensi merubah tidak hanya cara media menyampaikan informasi namun konvergensi juga merubah prilaku dan menjadi sebuah budaya baru dalam masyarakat.

Dampak konvergensi media, yakni perubahan dari media konvensional ke media digital, dalam dunia pemberitaan antara lain;

  • Pergeseran isi berita informasi.Netralitas berita saat ini sudah luntur akibat terfragmentasinya audiens dalam memilih media.Pengelompokan secara natural audiens ini dimanfaatkan dengan baik oleh industri media digital.yakni dengan memproduksi informasi yang memborbardir pemirsa melalui algoritma sosial media.
  • Kelengkapan berita atau informasi tak lagi penting atau menjadi tuntutan.Informasi saat ini tak lagi mengedepankan unsur kelengkapan elemen komunikasi dalam berita, kita sering mendapatkan berita secara sepotong sepotong, karena tuntutan kecepatan untuk menaikkan sebuah berita didalam platform.
  • Berita kini disajikan dengan slogan 'cepat namun tidak lagi akurat.Keakuratan berita membutuhkan waktu untuk didalami, sedangkan media digital saat ini minim dalam melakukan konfirmasi berita atas subyek yang ada didalamnya.Seringkali media hanya mengambil potongan potongan berita dari sumber online.
  • Tagline " Beritakan saja dulu konfirmasi kemudian" adalah sindiran tajam bagi para penulis berita yang lebih mengedepankan aktual daripada objektifitas dalam nilai nilai berita.
  • Semakin banyak pembaca , semakin sering diberitakan.Kita tentu terbiasa dengan istilah viral sekarang sekarang ini.Viral adalah konten atau postingan yang menyebar dengan cepat dan secara luas di platform media sosial.

Sebagai sebuah society ,masyarakat punya peranan penting dalam mengontrol media selain tentu saja pemerintah dan media itu sendiri.Pemerintah dengan regulasinya seharusnya mengedepankan akan stabilitas ketentraman sebuah negara dari ancaman pemberitaan berita yang bias dan mengandung unsur hoaks, serta memprovokasi masyarakat atas pemberitaan tyang jauh dari nilai nilai kode etik jurnalistik.Media juga seharusnya memiliki self control

dengan kebijakan redaksinya untuk menyampaikan sebuah pemberitaan yang memperhatikan nilai normatif dan membawa tanggung jawab sosial akan efek sebuah berita bagi keberlangsungan kehidupan publik.Maka selain sikap skeptis tentu saja mengawasi media dan efeknya atas budaya baru negatif yang timbul di masyarakat seharusnya menjadi nilai nilai dan tanggung jawab kita sebagai bagian dari warna negara. Jadi dalam lingkungan media saat ini, seberapa parah transformasi teknologi telah melemahkan pertahanan kita dalam menghadapi serbuan informasi yang siap menghancurkan nilai nilai budaya kita?mari kita renungi agar sikap skeptis bisa menjadi pegangan kita dalam menghadapi secara bijak terpaan berbagai berita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline