Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa dengan 4 Nov 2016?

Diperbarui: 3 November 2016   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harap-harap cemas menjelang 4-Nov-2016.

Sejarah akan mencatat bahwa tanggal ini merupakan sebuah TITIK BALIK bagi bangsa Indonesia, Indonesia BARU yang ditemukan kembali, Indonesia yang ada dalam benak setiap pahlawan kemerdekaan ketika mereka berjuang di setiap lini untuk menyiapkan, me-merdeka-kan, mempertahankan kemerdekaan. Ditemukan kembali agar Indonesia dapat MELANJUTKAN cita-cita kemerdekaan.

Sepertinya ada batu sandungan perjuangan MELANJUTKAN cita-cita kemerdekaan. Dan batu sandungan itu berusaha dikobarkan bahwa hanya etnis tertentu yang boleh terlibat, dibungkus dengan nama SARA (Suku, Ras, Agama). 

Tanggal 4-Nov-2016 akan membuktikan bahwa mereka yang berusaha mengobarkan itulah MINORITAS negeri ini, yang harus kembali belajar bagaimana menjadi Warga Negara Indonesia. Harus kembali membaca kisah perjuangan bangsa Indonesia. Harus kembali membaca saat-saat persiapan kemerdekaan Indonesia. Siapa saja yang ditemukan di sana (baca: SUKU apa, RAS apa, AGAMA apa), apa yang mereka diskusikan, apa yang mereka sepakati untuk mendirikan sebuah negara BARU. 

Tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa adalah  jumlah penduduk yang merupakan nomer 4 terbesar dunia dan keragaman budaya Indonesia.

Sebagian kita sudah menikmati perubahan menjadi masyarakat ultra modern. Pagi main golf di Jakarta, siang rapat di Singapore, makan malam bersama kawan di Kuala Lumpur.

Namun di ujung Timur Indonesia, kita masih menemukan kebudayaan zaman batu (tidak bermaksud menyinggung kawan-kawan sebangsa di area Timur Indonesia, tetapi menyatakan realita yang menyakitkan tentang kondisi kita secara keseluruhan sebagai bangsa).

Suku-suku di pedalaman baru mengenal mandi, gosok gigi, berpakaian. Anak-anak sekolah harus melewati perjalanan jauh dengan banyak rintangan untuk tiba di 'sekolah', lalu mendapati guru tidak hadir.

Dalam hal mencukupi bahan dasar sehari-hari, selisih harga sangat TINGGI. Harga 1 sak semen di Papua mencapai Rp2juta sementara di pulau Jawa hanya Rp70 ribu. 

Kesenjangan antara Pulau Jawa, Sumatera, daerah Timur Indonesia yang lebar. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin yang lebar.

Besarnya populasi GENERASI MUDA dapat menjadi BERKAT atau KUTUKAN bagi masa depan Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline