[captioncaption="SLB 2 Yogyakarta"]
[/caption]Banyak presepsi mengenai apa itu pendidikan khusus dan salah satunya terdapat pada Pasal 32 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 mengaskan bahwa “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam proses mengikuti pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Hal yang harus di garis bawahi bahwa setiap anak pasti memiliki kecerdasan, minat dan bakat yang berbeda-beda dan unik begitu juga anak kebutuhan khusus. Namun, pandangan sebagian masyarakat seolah mengesampingkan dan memandang sebelah mata akan kehadiran mereka padahal mereka juga mempunyai potensi dan impian besar, untuk keberhasilan di masa depan.
Kemarin, tanggal 24 Maret 2016 saya dan teman-teman Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan melakukan tugas observasi pelatihan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) 2 Yogyakarta. Saya tertegun melihat semangat siswa SLB dalam belajar. SLB 2 Yogyakarta merupakan SLB Tipe-C yaitu sekolah untuk anak-anak Tunagrahita. Tunagrahita adalah kelemahan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual (mental reterdasi) sejak bayi/dalam kandungan atau masa bayi dan anak-anak.
Ada beberapa pembelajaran yang saya dapatkan kemarin, pelajaran berharga yang mungkin tidak mudah didapatkan oleh orang lain, yaitu :
1. Guru yang luar biasa sabar
Menjadi guru SLB tidaklah mudah, banyak hal yang harus dikuasai secara harmonis, antara lain harus sabar dan punya ilmu tentang AKB. Selain itu guru harus memiliki “harta” berupa perasaan “Jiwa Sosial”. Mendidik dan mengajar di SLB sangat berbeda dengan mengajar di sekolah umum, karena di SLB memakai pengawasan individual sehingga perlakuan kepada satu siswa akan sangat berbeda dengan siswa yang lain. Guru juga dituntut lebih sabar serta menyanyangi siswa seperti anak mereka sendiri sehingga saya banyak belajar dari pengabdian para guru yang luar biasa.
2. Semangat anak-anak untuk terus maju
Sekarang sebagian masyarakat memandang sebelah mata keberadaan anak kebutuhan khusus padahal sebenarnya mereka merupakan mutiara kecil Indonesia yang berhak bersinar dan berhak mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama dengan anak lain. Anak-anak yang memiliki semangat luar biasa, anak-anak yang tidak ingin kekhususan mereka diangap sebagai “kekurangan” dan anak-anak yang ingin selalu ada kesempatan untuk sukses di masa depan.
3. Pola pelatihan keahlian untuk ABK
Sekolah Luar Biasa 2 Yogyakarta memiliki 3 jenis pelatihan untuk siswa yaitu tata boga, tata busana dan kriya kayu. Melihat potensi dan keteguhan anak-anak dalam belajar dan berkarya serta berlatih keterampilan untuk mereka berkerja di masa depan. Saya sempat termenung karena ada pertanyaan yang sangat menganggu di pikiran saya, yaitu : ketika siswa lulus dari SLB dan memiliki keahlian kayu misalnya, apakah mereka akan bersaing di dunia Industri dengan lulusan siswa SMK lainnya padahal kompetensi yang diajarkan di SMK dan SLB akan berbeda? Apakah ada Industri khusus baik dari Pemerintah ataupun Swasta yang menerima anak ABK untuk berkerja di bidang keahliannya? Sehingga melalui tulisan ini saya ingin mengubah sedikit pandangan pembaca akan kekhususan anak-anak yang kurang beruntung tidak seperti anak-anak normal lainnya, member semangat dan dukungan kepada siswa SLB seluruh dunia untuk terus belajar dan bermimpi agar sukses dimasa depan serta mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu guru dalam pengabdian tanpa lelah dan tanpa batas semoga ALLAH SWT selalu memberikan kesehatan untuk beliau yang mencintai peserta didiknya dan berjuang untuk kemajuan dunia pendidikan di Negeri Ibu Pertiwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H