Lihat ke Halaman Asli

adham Maliks

Universitas Pamulang

Analisis Pesan Moral dalam Naskah Drama "Tutut Ingin Kaya"

Diperbarui: 18 Juni 2021   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Pesan Moral dalam Naskah Drama "Tutut Ingin Kaya" (unsplash/jason-leung)

BERSYUKUR DENGAN APA YANG ENGKAU MILIKI.

1.  Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Akan tetapi bahasa yang dimaksud bukan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, melainkan bahasa yang mempunyai nilai seni, mempunyai kekhasan, serta mengandung unsur imajinasi.

Belajar sastra adalah belajar tentang kehidupan, sebab segala aspek kehidupan dipelajari dalam ilmu sastra. Oleh sebab itu, tidak heran ketika mempelajari ilmu sastra akan berkaitan dengan cabang ilmu yang lain, karena pada prinsipnya belajar sastra adalah belajar tentang segala hal

Karya sastra lahir karena dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya yang menaruh perhatian serius terhadap manusia dan kemanusiaan, dan menaruh minat terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang waktu (Sugiantomas, 2012: 1). 

Sebagaimana karya seni lainnya, karya sastra adalah wujud ekspresi kegelisahan manusia yang di dalamnya memuat pokok-pokok pikiran, perasaan, sikap, serta tujuan yang ingin diungkapkan pengarang sesuai pengalaman imajinasinya (Jaelani, 2009: 1). 

Ada tiga bentuk karya sastra yang merupakan wujud ungkapan ekspresi manusia mengenai persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu; puisi, prosa fiksi, dan drama.

Baca juga : Konsep Karakteristik Naskah Drama dan Pertunjukan

Karya sastra akan tetap ada selama masih ada orang yang mau membaca karya sastra (penikmat sastra). Misalnya karya sastra jenis drama yang lebih kita kenal dengan istilah teater. 

Drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan (KBBI, 2008: 342). 

Adanya pementasan drama tidak semata-mata karena kebetulan, akan tetapi karena adanya apresiator yang mencoba menganalisis naskah dan kemudian mementaskannya di atas panggung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline