Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum Merdeka: Peluang dan Tantangan Menuju Pendidikan Yang Lebih Bermakna

Diperbarui: 20 Desember 2024   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Sumber: Blibli/Kredit Foto))

oleh: Andri Yuningsih, S.Ag

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dianggap sebagai langkah maju dalam membentuk generasi muda yang kreatif, adaptif, dan memiliki daya saing di tengah tantangan global. Namun, implementasi Kurikulum Merdeka tidak terlepas dari peluang besar sekaligus tantangan yang perlu diatasi bersama.

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Salah satu keunggulan utama Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya. Pendekatan ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka secara lebih mendalam. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa didorong untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan menghasilkan solusi nyata terhadap permasalahan di sekitar mereka. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menanamkan keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan di masa depan.

Bagi guru, Kurikulum Merdeka menjadi peluang untuk berinovasi dalam proses pembelajaran. Guru memiliki kebebasan untuk merancang metode pengajaran yang relevan dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekitar. Dengan begitu, pembelajaran tidak lagi bersifat kaku, melainkan lebih dinamis dan interaktif.

Tantangan Implementasi

Di balik keunggulannya, implementasi Kurikulum Merdeka juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dan sekolah. Tidak semua guru telah mendapatkan pelatihan yang memadai untuk memahami dan menerapkan kurikulum ini. Selain itu, fasilitas dan sumber daya pendukung di beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil, masih terbatas. Hal ini dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yang membutuhkan akses ke teknologi dan bahan ajar yang bervariasi.

Selain itu, pendekatan Kurikulum Merdeka yang menuntut kemandirian siswa dalam belajar juga memerlukan adaptasi dari siswa dan orang tua. Tidak semua siswa siap untuk belajar secara mandiri, dan tidak semua orang tua memahami peran mereka dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.

Dampak Bagi Siswa

Meski menghadapi berbagai tantangan, banyak sekolah yang telah berhasil menunjukkan dampak positif Kurikulum Merdeka bagi siswa. Misalnya, siswa yang terlibat dalam proyek berbasis masalah sosial menjadi lebih peka terhadap isu-isu di lingkungan mereka. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu menghasilkan solusi kreatif dan aplikatif. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan ini dapat membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki empati dan rasa tanggung jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline