Beberapa bulan terakhir, abrasi pada Pantai Ria Bomo tengah bersolek porak-poranda. Sejumlah fasilitas dan sarana pendukung wisata yang baru dipasang, hancur diterjang ombak saat air laut pasang. Ombak besar saat air laut pasang, telah merusak sejumlah fasilitas yang baru dibangun, seperti dua gazebo hanyut, dua perahu rusak parah, tujuh lapak pedagang rusak parah, 50 pohon cemara yang sudah berusia lima tahun rusak.
Desa Bomo, merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Desa Bomo sendiri terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Jatisari, Dusun Kedunen dan Dusun Krajan dan Pantai Ria Bomo merupakan mata pencaharian utama dari ketiga dusun tersebut. Menurut Sutikno selaku Kepala Desa Bomo, pembangunan tempat wisata pantai di desanya itu, dilakukan untuk memberdayakan masyarakat pinggir pantai, terutama para nelayan.
Untuk itu, mahasiswa BBK 4 Unair mengadakan kegiatan tanam bakau bersama-sama kepada masyarakat Desa Bomo untuk mencegah adanya abrasi, dimana sasarannya adalah Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna Desa Bomo yang dilaksanakan di Pantai Ria Bomo. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa BBK 4 UNAIR menggandeng Komunitas Benteng Samudera dan Karang Taruna untuk mendukung kegiatan penanaman bakau serta mempraktikan langkah-langkah penanaman bakau yang benar agar tidak terseret air pasang yaitu menggunakan bambu dengan ujung lancip dan tali. Ada beberapa langkah penanaman bakau, yaitu :
Menggali tanah dengan cangkul dengan kedalaman kurang lebih 30-40 cm.
Siapkan bibit bakau dan keluarkan dari pot plastik.
Tanam bibit bakau hingga akar masuk ke dalam galian bersama dengan bambu yang ujungnya sudah dilancipkan
Tanam bibit bakau dan bambu secara sejajar
Tutup kembali tanah galian dengan tangan dan tepuk-tepuk hingga tanah memadat
Ikat bambu dan juga bibit bakau secara erat agar tidak terseret air pasang