Agama Hindu sering dituduh miring sebagai agama politeisme, hal tersebut terjadi dikarenakan banyaknya nama Dewa dalam Agama Hindu. Banyak orang yang menganggap bahwa banyaknya Dewa tersebut diartikan bahwa Agama Hindu menyembah banyak Tuhan, bahkan banyak juga yang beranggapan bahwa AgamaHindu Menyembah Patung. Dilihat dari pemahaman pemahaman ketuhanan dalam perspektif Hindu dinamai Brahman Vidya yaitu pengetahuan tentang ketuhanan dalam Agama Hindu. Agama Hindu sering dianggap sebagai agama politeisme karena memuja banyak Dewa, namum sebenarnya tidaklah sepenuhnya benar. Karena menurut Umat Hindu Tuhan itu Maha Esa Tiada duanya, dan hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada, yang manifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk. Dalam Agama Hindu Tuhan menjelma banyak wujud. Konsep satu Tuhan dalam banyak perwujudan berfungsi untuk memudahkan kita dalam memahami Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita merujuk pada banyaknya nama-nama dewa dalam Agama Hindu, tidak heran jika banyak umat lain yang beranggapan bahwa agama hindu mempunyai sistem ketuhanan politeisme, dikarenakan setiap agama memiliki cara untuk menarik para pengikut agama tersebut, dimana setiap agama memiliki teknik dan juga cara masing-masing, dari hal tersebutlah yang menimbulkan penafsiran yang salah terhadap agama lain salah satunya agama yang ditafsirkan oleh orang yang bukan penganutnya yaitu Agama Hindu, yang merupakan agama tertua di Indonesia.
Dalam sejarah, kepercayaan Umat Manusia tercatat beberapa perkembangan sistem kepercayaan kepada hal gaib, yaitu:
1. Dinamisme merupakan kepercayaan adanya kekuatan yang terdapat pada barang, baik yang hidup (manusia, tumbuhan,binatang) maupun yang mati.
2. Animisme merupakan paham sebuah benda, baik bernyawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh atau jiwa. Politeisme merupakan kepercayaan bahwa ada banyak tuhan.Tuhan yang banyak digambarkan sebagai beragam dewa-dewa,roh dan makhluk gaib lainnya. tujua beragam dalam politeisme bukan hanya menyembah dewa-dewa, akan tetapi juga menyembah dan berdoa kepadanya untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Henoteisme merupakan kepercayaan yang tidak menyangkal adanya tuhan banyak, tetapi hanya mengakui tuhan tunggal sebagai tuhan yang disembah. Henoteisme dipahami sebuah tahap keagamaan yang berada diantara politeisme ke monoteisme.
4. Monoteisme merupakan kepercayaan yang berdasarkan pada satu tuhan. istilah monoteisme sering dipakai dalam pertentangannya dengan politeisme (penyembahan banyak dewa)
Dalam realita hidup beragama Hindu pada umumnya sesungguhnya telah memiliki istilah yang sering dijadikan kajian oleh umat hindu maupun para intelektual Hindu, seperti kata Dewa, Dewi, Bhatara, Bhatari, sasuhunan, Ida Bhatara, Ida Bhatari dan istilah lainnya dalam konteks ketuhanan dalam Agama Hindu. Yang berarti Agama Hindu memiliki banyak sebutan, namun sesuai ajaran agama Hindu bahwa tuhan itu selalu esa/tunggal dan tidak ada Tuhan yang kedua. Tuhan adalah Esa, maha kuasa dan maha ada dan menjadi sumber dan segala yang ada. Tuhan adalah maha esa, maha tunggal tidak ada duanya atau bandingannya. Tuhan maha besar dan tidak terbatas, seluruh alam raya ini adalah ciptaan tuhan. oleh sebab itu Sang Hyang Widhi yang tunggal menjadi Tuhannya seluruh alam, matahari, tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan lain-lain adalah tuhannya semua sama manusia di Dunia. Di dalam kitab-kitab filsafat kerohanian Hindu banyak tercantum renungan-renungan mengenai ke-Esa-an Tuhan yaitu, "Ekam ewa adwityam Brahma" yang artinya tuhan itu hanya satu tidak ada yang kedua.
Jadi terkait pertanyaan: Agama Hindu Memuja Banyak Dewa, Apakah sebutan tersebut Hindu termasuk Agama Politeisme?
jawabannya tentu saja Tidak, Karena dalam konsep ketuhanan dalam Agama Hindu yang disebut dengan Brahman Vidya disebutkan bahwa Agama Hindu merupakan Agama yang Monoteisme (hanya memuja pada satu tuhan). Akan tetapi dalam menjalankan fungsinya tuhan dalam Agama Hindu atau biasa disebut dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa bermanifestasi menjadi Dewa yang disebut dengan berbagai nama seperti misalnya: ketika beliau pencipta disebut sebagai Dewa Brahma, ketika sebagai memelihara disebut dengan Dewa Wisnu dan ketika sebagai pelebur disebut dengan Dewa Siwa. Penyebutan nama-nama dewa tersebutlah yang menyebutkan bahwa Agama Hindu terkesan sebagai Agama Politeisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H