Lihat ke Halaman Asli

Mengembangkan Industri Kreatif Batik Kenari sebagai "Social Enterprise"

Diperbarui: 19 Maret 2017   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama pemilik rumah produksi Batik Kenari (dokumentasi pribadi)

Sejenak kita melirik pada bagian Selatan Tengah Jawa Barat pada koordinat 1060 45’ 50” Bujur Timur dan 1060  45’ 10” Bujur Timur, 60 49’ 29” Lintang Selatan dan 60 50’ 44” lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584m diatas permukaan laut. Nampak sebuah kota sejuk yang konon membuat para pendatang bumen bumen di daerah ini. Ya, itulah Sukabumi. Kota yang membuat senang dan betah ditempati oleh masyarakat dan para pengunjungnya.

Sebagaimana visi yang dianutnya bahwa Sukabumi merupakan pusat pelayanan berkualitas dibidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan. Sukabumi sudah menjadi kota yang berhasil sejak lama. Terbukti dengan berkembang pesatnya sekolah sekolah pendidikan sampai ke tingkat tinggi yang telah menghasilkan lulusan lulusan terbaik di bidangnya. Tingkat kesehatan masyarakat sukabumi pun sejauh ini sudah layak mendapatkan jempol, beragam penanganan medis dari unit teknis kesehatan wilayah Sukabumi kota gencar dilakukan. Berdasarkan data dan info kesehatan, terdapat 6 bagian yang menjadi sentral yaitu meliputi demografi, sarana kesehatan, SDM kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan keluarga serta pengendalian penyakit dan lingkungan.

Zona Industri di wilayah Sukabumi kota tak kalah hebat dengan kota lain, pemerintah telah menetapkan lima zona industri yakni wilayah Tegalbuleud yang fokus pada bidang pertambangan pasir besi dan perkebunan. Pelabuhan Ratu menjadi agrowisata sesuai dengan potensi pada bidang perikanan dan pariwisata. Ciambar dan Sukalarang yang dijadikan sebagai sentral kawasan industri umum, dan Cikembar yang ditetapkan sebagai kawasan industri umum dan furnitur.

Mengimbangi laju perindustrian di wilayah Sukabumi Kota, beragam kegiatan pun digelar. Kegiatan dimulai dengan pendataan para anggota Bhayangkari yang mempunyai bakat dan potensi di bidang tertentu, untuk kemudian dikembangkan di organisasi Bhayangkari. Program pemberian modal usaha tambahan sampai pembuatan izin usaha secara gratis gencar di luncurkan untuk kesejateraan anggota Bhayangkari.

Tanpa melewatkan kesempatan baik, saya pun tertarik untuk mengunjungi beberapa tempat industri di wilayah Sukabumi. Mulai dari berkunjung ke pabrik sepatu, pabrik pembuatan mochi makanan khas sukabumi, sampai ke tempat tempat produksi batik khas Sukabumi.

Batik Kenari adalah salah satu dari beberapa industri yang membuka usaha produksi batik yang ada di wilayah Sukabumi. Batik ciri khas Sukabumi ini merupakan hasil warisan budaya dimana kecintaan dan loyalitas menjadi prioritas utama penjualannya.

Lokasi produksi batik yang berada tak jauh dari rumah dinas kediaman Kapolres Sukabumi Kota ini, beralamat di jalan Kenari 2 No. 4 rt. 01/04 Kelurahan Selabatu kecamatan Cikole. Pemilik menamai butik sesuai dengan nama jalan Kenari, dengan harapan bahwa Jalan Kenari kelak akan menjadi Central Batik Sukabumi.

Ditengah iklim perindustrian yang semakin kompleks, pasar bebas kemudian mulai memonopoli perekonomian. Lahan kerja semakin sempit, persaingan usaha pun kian ketat.  Pesatnya pertumbuhan pelaku ekonomi kreatif di Kota Sukabumi, ternyata tak menjadikan kita dapat mengidentifikasi secara pasti berapa banyak pelaku ekonomi kreatif. Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi, bahwa Bhayangkari merasa perlu adanya kemitraan dengan para pelaku ekonomi kreatif , sehingga tidak jalan sendiri-sendiri.

Banyak hal yang bisa kita persiapkan untuk memulai sebuah usaha, menjadi seorang enterpreneur itu mudah jika kita bisa menjalaninya dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.  Niat, adalah hal terpenting  selalu berdoalah pada Yang Maha Kuasa agar dimudahkan segala urusan kita. Memiliki tekad yang kuat dalam mewujudkan sebuah impian, mempunyai semangat untuk sukses, membuat perencanaan tujuan dan kerjasama usaha yang matang, menyiapkan modal, menyiapkan keabsahan izin usaha, memperluas jaringan kerja dengan banyak berkomunikasi dan bekerjasama.

Bhayangkari tidak hanya harus bisa mengenali kemampuan diri saja, tetapi juga harus bisa meng-upgrade kemampuan dirinya agar tumbuh  pemikiran yang positif, jiwa yang kreatif, dan pribadi yang inovatif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline