Lihat ke Halaman Asli

Ade Suntomo

Belajar menulis

Nalar Tak Berdaya

Diperbarui: 14 Juni 2021   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Singkat saja, semua menganggap inilah kewajaran
Dirayunya secara perlahan
Anggap saja, kita sudah menang (sodara!)
Menang melawan luka yang tak mau disebut luka

Anggap saja kita tak pernah melawan waktu
Lenyap tak ada yang tersisa

Semua seolah tak mau tau bahwa;
Waktu terlalu melampaui dewasa
Mengapa tidak? Waktu telah menjadi guru yang tak berupa-tak bersuara
Tapi penyadarannya selalu terasa lebih menyakitkan
Karena siapapun dipaksa harus memahami setiap kejadian sendiri
Tak sedikit orang berakhir tertipu sendirian
Dituntunnya untuk sadar oleh waktu, sendiri

Betapa waktu tak terlalu kejam
Berhasil menipu, setiap malam
Seolah menghidupkan gelak tawa penutup luka
Membiarkan siapa saja mati,
Berpesta, merayakan nalar yang tak berdaya.

Ciceri, 14 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline