Secara sederhana Ekonomi ialah aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan alamiah manusia dipenuhi dalam aktivitas ekonominya, baik positivistik dan agama tapi yang membedakan ialah penetapan tujuan yakni ada yang sekedar terpenuhinya saja dan ada juga terpenuhi serta akumulasi/penumpukan.
Memenuhi kebutuhan alamiah manusia, kebutuhan sandang papan akan membuka ruang dengan cara meningkatkan pencapaian keuntungan.
Orientasi keuntungan dalam ekonomi sebagai keharusan harus diletakkan dalam etika agar keuntungan yang dicapai selalu tidak menafikan nilai kemanusiaan lain, eksploitasi dan lain-lain.
Namun sangatlah sulit meletakkan etika dalam ekonomi jika akumulasi menjadi dasar pijakan ekonomi terutama kaum kapitalistik, karena etika sendiri bisa membatasi kerja ekonomi dalam akumulasi keuntungan secara masif. Jika ingin etika itu diletakkan dalam ekonomi haruslah dilandasi nilai kemanusiaan (Mari kita lihat).
Maka etika ekonomi diletakkan bukan sekedar membagi kontrol produksi, distribusi melainkan dalam ekonomi ada kemanusiaan yang perlu dihidupkan sebagai sesuatu kebutuhan alamiah manusia yang harus dipenuhi dalam aktivitas ekonomi, yang itu sistem ekonomi kapitalstik.
Ala kuli hal aktivitas ekonomi ialah cara manusia untuk menemukan kemanusiaannya tetapi itu sangat sulit banyak ketimpangan yg tidak bisa kita minimalisir sebagai konsekuensi aktivitas ekonomi.
ini bisa dilihat, ketika ekonomi kapitalistik dihujat karena akumulasi kapital sehingga banyak ketimpangan terjadi, kemiskinan dan lain-lain tapi hal itu sudah runtuh dengan telah dibuktikan semua perusahan telah mengeluarkan dana sosial dan pembanguan di daerah setempat, Tapi apakah ini solusi kesejahteraan tentu tidak, karena yang terorientasi ialah keuntungan perusahan yang telah dibagi bukan keuntungan pribadi, dalam pandangan ekonomi M Baqir sadr (ekonomi islam) yang saya temui bukan hanya keuntungan perusahan yang diberikan kesosial, beasiswa dan lain-lain namun keuntungan individu pun memiliki fungsi sosial yang terlepas dari perusahannya.
Hal demikian peletakkan Etika dalam ekonomi ada yang sekedar menjaga keuntungan individu dalam aktivitasnya (Kapitalisme) dan ada juga keuntungan secara pribadi yang didapatkan, dikeluarkan untuk sosial ( Iqtisaduna) maka ekonomi pun harus memiliki nalar iman yang objektif bukan emosional jika kita berniat bahwa ekonomi ialah jalan transformasi kemanusiaan kita baik individu maupun sosial. jika tidak melepaskan keguncangan ekonomi terhadap humanisme maka etikanya kepemilikan pribadi tidak ingin dikorbankan.
Wallahu Alam Bissawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H