Lihat ke Halaman Asli

Pembenaran Vs Kebenaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita disebuah negeri khayalan, disebuah laboratorium akhlaq untuk menguji judul diatas.

Suatu ketika Abu Nawas di undang Sultan Harun Al Rasyid ke istananya untuk membantu memecahkan beberapa persoalan kerajaan. Sesampainya disana, Abu Nawas menghadiri rapat, tapi sebelumnya mesti mengganti bajunya yang lusuh jelek dengan pakaian yang layak lagi bagus. Satu hal yang diherankan Sultan, Abu Nawas tidak mau mengganti pecinya dengan peci yang disediakan istana.

“Kenapa Abu Nawas”, tanya Sultan.
“Begini Sultan. Dalam peci ini ada pemandangan surga jannatul firdaus, tapi hanya orang-orang jujur yang bisa melihatnya” , terang Abu Nawas.
“Betulkah”, tanya Sultan keheranan.
“Silahkan dicoba”, lanjut Abu Nawas.

Sultan langsung menyuruh menteri-menterinya melihat pemandangan Jannatul Firdaus untuk menguji kejujuran mereka.  Seorang menteri yang pertama, mengaku menyaksikan indahnya jannatul firdaus di peci jelek Abu Nawas.
Lanjut menteri yang kedua, gemeteran, karena takut tidak bisa menyaksikan pemandangan itu akibat ketidakjujuran yang selama ini diperbuatnya. “Oh iya, saya menyaksikan surga di peci Abu Nawas. Bagus, bagus dan indah”, jawabnya ketika ditanya Sultan.

Selanjutnya, satu persatu semua menteri mengaku melihat surga jannatul firdaus di peci busuk Abu Nawas.

Kini giliran Sultan untuk menguji kejujurannya. “Wahai Abu Nawas, aku celaka! Aku tidak melihat apa-apa di pecimu itu, selain kegelapan dan bau yang tidak sedap. Apakah aku tidak jujur” Sultan kebingunan dengan penelitian uji aklaqnya ini. ”

Abu Nawas tersenyum, angguk-angguk “Duhai Sultan, sesungguhnya di peciku itu tidak ada apa-apa selain seperti yang engkau saksikan. Kini terjawab sudah permasalahan negeri ini, bahwa menteri-mentermu itu bukan orang-orang yang jujur.  Mereka berbohong melihat surga jannatul firdaus. Mereka mencari pembenaran, bukan kebenaran” Akhirnya semua menteri Sultan, di pecat tidak terhormat. (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline