Lihat ke Halaman Asli

Memahami keterkaitan semua konsep komunikasi antar budaya

Diperbarui: 29 November 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam dunia yang semakin terhubung, komunikasi antar etnis dan antar ras memiliki keterkaitan yang erat dengan komunikasi antar budaya. Komunikasi antar etnis berfokus pada interaksi antara kelompok-kelompok dari latar belakang etnis yang berbeda, sedangkan komunikasi antar ras melibatkan individu dari ras yang berbeda. Keduanya berkontribusi pada komunikasi antar budaya, yang merupakan proses pertukaran informasi antara individu dengan latar belakang budaya yang beragam. Hal ini penting untuk membangun pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan, sehingga menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Namun, dalam konteks komunikasi antar budaya, terdapat hambatan yang sering muncul, seperti stereotipe, prasangka, dan etnosentrisme. Stereotipe adalah generalisasi yang tidak akurat tentang suatu kelompok, sementara prasangka adalah sikap negatif terhadap kelompok lain tanpa dasar yang kuat. Etnosentrisme membuat individu merasa bahwa budaya mereka lebih unggul dibandingkan dengan budaya lain. Ketiga faktor ini dapat menghalangi komunikasi yang efektif, karena menciptakan kesalahpahaman dan ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang berinteraksi.

Ketika bertemu dengan orang baru dalam konteks komunikasi antar budaya, saya biasanya mengambil beberapa langkah untuk memastikan interaksi berjalan lancar. Pertama, saya berusaha untuk mendengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan tanpa menginterupsi. Kedua, saya mengajukan pertanyaan tentang latar belakang budaya mereka untuk menunjukkan ketertarikan dan menciptakan ruang untuk diskusi lebih lanjut. Terakhir, saya selalu berusaha bersikap terbuka dan fleksibel terhadap perbedaan, sehingga dapat membangun hubungan yang positif.

Pengalaman pribadi saya dalam berinteraksi dengan teman dari budaya yang berbeda saat sekolah. Saya berteman dengan seorang teman berasal dari Kalimantan bernama tita. Melalui pertemanan kami, saya belajar banyak tentang adat istiadat dan tradisi di Kalimantan. Kami saling berbagi makanan khas masing-masing dan berdiskusi tentang nilai-nilai budaya kami. Pengalaman ini memperkaya wawasan saya dan memperkuat rasa saling menghormati di antara kami.

Jika saya menjadi seorang jurnalis di masa depan, pemahaman tentang komunikasi antar budaya akan sangat penting. Dalam profesi ini, saya akan sering berinteraksi dengan narasumber dari berbagai latar belakang budaya. Memahami norma-norma dan nilai-nilai budaya mereka akan membantu saya dalam melakukan wawancara secara efektif dan menghindari kesalahpahaman. Dengan demikian, mata kuliah komunikasi antar budaya bukan hanya menjadi tambahan pengetahuan, tetapi juga keterampilan penting yang mendukung keberhasilan dalam karier jurnalis saya nanti.

Adessia Miftahullatifah

Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline