Pagi itu tanggal 30 April 2024, sepanjang jalur di depan kantor kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya masih saja lengang, namun pasar tradisional disekitaran kecamatan sudah bergeliat sedari pagi, pedagang dan pembeli saling aduh tawar menawar harga, anak-anak berseliweran mengekor orang tua mereka. Pintu kantor kecamatan Kodi sudah terbuka, nampak para pekerja kecamatan sudah mulai beraktifitas. Sementara itu bapa Paulinus berdiri di depan pendopo kecamatan bersama beberapa ibu-ibu dari kecamatan Kodi Bangedo dan kecamatan Kodi Utara saling melempar tutur dalam bahasa daerah setempat sambil mengedarkan kaleku (tempat siri pingan). Mereka adalah perserta perwakilan desa myang akan mengikuti kegiatan pelatihan menenun kain sumba dan produk turunan kain tenun tradisional yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI. Bapa Paulinus bersama-sama dengan perserta lainnya perwakilan dari desa Tanjung Karoso, desa Wura Homba dan desa Onggol dari kecamatan Kodi menjadi perserta kegiatan yang berlangusng selama dua hari dari tanggal 30 April sampai dengan 1 Mei 2024 di Aula Kecamatan Kodi.
Kegiatan pelatihan teknis menenun kain sumba yang baik dan membuat produk turunannya dari program BangKIT yang diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI dan pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan satu dari beberapa kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan pada wilayah dampingan Yayasan BaKTI di kabupaten Sumba Barat Daya. Kegiatan pelatihan di kecamatan Kodi diikuti oleh delapanbelas perserta dari Sembilan desa yang ada di kecamatan Kodi, kecamatan Kodi Bangedo dan kecamatan Kodi Utara terdiri dari tujuhbelas Perempuan penenun dan satu orang laki-laki yang berprofesi sebagai pemintal benang di kampung asalnya
Pelatihan teknis menenun kain sumba yang baik dan membuat produk turunannya dibuka secara resmi oleh bapak camat kecamatan Kodi yaitu Benyamin Kaka, S.Si. Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya Benyamin Kaka menyatakan bahwa selaku pemerintah kecamatan Kodi sangat berterima kasih kepada Yayasan BaKTi karena telah membantu masyarakat di wilayah kecamatan Kodi dalam kegiatan pengembangan penghidupan masyarakat desa.
Bapak Benyamin dalam pernyataannya menandskan bahwa "Memang benar bahwa hasil kain tenun dari para penenun terkendala terkait dengan nilai yang dihargai pasar, banyak dari para penenun harus menurunkan standar kualitas kain tenun untuk mempercepat waktu produksi dan penghematan bahan produksi sebagai imbas dari kebutuhan ekonomi mendasar dari setiap keluarga serta harga kain tenun yang tidak menentu dipasaran". Menyambung sambutannya, camat kecamatan Kodi menekankan pentingnnya keseriusan para perserta untuk mengikuti kegiatan ini ; bapak camat kecamatan Kodi menghimbau kepada para perserta yang hadir agar dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan sungguh sehingga pengetahuan atau keterampilan yang dibagikan oleh Trainer dapat diaplikasikan oleh perserta palatihan untuk kemudian diterapkan dalam kegiatan produksi di tempat masing-masing sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga serta masyarakat secara luas dan mendongkrak sektor pariwisata di kecamatan Kodi secara khusus.
Hadir pula dalam kegiatan pelatihan tersebut Adela Gultom selaku Distrik Koordinator program BangKIT kabupaten Sumba Barat Daya. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kehadiran program BangKIT di kabupaten Sumba Barat Daya tidak terlepas dari hasil kolaborasi antara Yayasan BaKTI dan pemerintah setempat dalam mendukung pengembangan penghidupan atau matapencaharian masyarakat pedesaan. Sementara itu Natalia Bisik selaku Project Officer Program BangKIT menyampaikan bahwa Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh yayasan BaKTI di wilayah Kodi bukan merupakan inisiatif dari kegiatan program BangKIT yang dijalankan oleh Yayasan BaKTI tetapi merupakan bagian dari hasil penjaringan inisiatif atau usulan masyarakat desa yang kemudian diakomodir tim program BangKIT, di mana melihat pentingnya kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mendukung peningkatan usaha atau matapencaharian masyarakat desa yang berkelanjutan.
Pada kegiatan pelatihan teknis menenun kain sumba yang baik dan membuat produk turunannya, Yayasan BaKTI menghadirkan dua orang trainer sekaligus pelaku kerajinan tangan Humba Hamu yakni ibu Enri Koang dan Delfina Ganna. Dalam pernyataannya Erni Koang mengatakan bahwa "Tujuan dari kegiatan pelatihan tenun kita hari ini dan besok adalah untuk meningkatkan kualitas kain tenun dan produk turunannya.
Dari kegiatan menenun kita dapat membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan bahwa ditengah persaingan pemasaran kain tenun kita dapat bertahun hidup dengan meningkatkan kualitas kain serta memodifikasi atau membuat produk turunannya dari hasil produksi yang kita buat". Dari hasil kegiatan pelatihan selama dua hari tersebut, para penenun dibekali pengetahuan terkati pentingnya untuk melihat minat dan kebutuhan pasar khususnya berkaitan dengan perkembangan fashion hari ini dan kedepannya.
Selain itu melalui pelatihan ini para penenun dan pemintal dibekali dengan peningkatan kapasitas terkait dengan pelatihan teknik membuat produk turunan dari kain tenun seperti bandana, tas, anting-anting dan gelang motif tenun. Sementara itu Delfina Ganna selaku trainer pada kegiatan ini yang juga merupakan seorang penenun mengatakan bahwa "Kita para penenun tidak saja diwariskan oleh para pendahulu terkait dengan teknik menenun namun juga bersama dengan itu diturunkan daya imajinasi. Sebagai seorang penenun kita harus terus melatih daya imajinasi agar dapat dituangkan dalam bentuk motif kain tenun yang berkualitas dan menarik".