Lihat ke Halaman Asli

ADE SETIAWAN

TERVERIFIKASI

Kepala Puskeswan Pandeglang

Menghalau Kemiskinan Ekstrem dengan Menjadi Petani Produktif

Diperbarui: 7 Desember 2023   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani Kolelet Turus Panen Padi (Dokumentasi Pribadi)

Meski sempat diterpa kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, para petani di kampung saya akhirnya berhasil memanen padi secara normal dari sawah yang digarapnya.

Memang, tidak semua menghasilkan panen padi normal. Sebagian kecil petani mengakui bahwa hasil panennya menurun dibanding panen sebelumnya. Namun mereka tetap bersyukur dan mengaku akan tetap menanam padi kembali seusai panen ini.

Mereka beralasan, hanya lahan sawah ini yang menjadi tumpuan warga setempat untuk menghasilkan padi dan kebetulan sebagian besar dari mereka memang menggantungkan hidupnya sebagai petani.

Di tengah musim panen padi ini terlihat wajah-wajah mereka terlihat berseri-seri. Bagi mereka, ketika waktu panen tiba merupakan kebahagiaan yang tak ternilai lantaran bisa menikmati hasil jerih payah yang telah mereka kerjakan selama 3-4 bulan ini. Dan doa yang selalu dipanjatkan adalah agar panen berikutnya, hasil panen padi mereka akan lebih baik lagi.

Para petani yang sekarang sedang panen adalah mereka yang sawahnya dekat dengan irigasi. Jadi, kendati musim kering plus terjadi efek domino fenomena El Nino mereka masih bisa panen.

"Alhamdulilah padi yang dipanen cukup bagus, dengan hasil normal, 1 hektarnya bisa menghasilkan padi 6 ton," ungkap salah seorang petani ketika saya jumpai di lokasi panen padi dekat tempat tinggal saya, belum lama ini.

Ia mengatakan, para petani di sini lebih memilih menanam padi, meski kesulitan mendapatkan air. "Karena padi menjadi komoditas yang lebih mudah dijual," katanya.

Menurut penuturan mereka, benih padi yang dipakai adalah sejenis Inpari 32. 'Inpari' adalah singkatan dari 'Inbrida Padi Sawah Irigasi', merupakan padi inbrida yang ditanam di lahan sawah.

Inbrida mempunyai arti varietas yang dikembangkan dari satu tanaman melalui penyerbukan sendiri, sehingga memiliki tingkat kemurnian atau homozigositas yang tinggi.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian, varietas Inpari 32 memiliki beberapa keunggulan diantaranya ketahanan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri Strain III, agak tahan terhadap Hawar Daun Bakteri Strain IV, tahan terhadap blas Ras 033, agak tahan terhadap Tungro, namun rupanya memang agak rentan terhadap Wereng Coklat Biotipe 1, 2, dan 3.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline