Tiga hari lalu, sebelum Hari Guru Nasional 25 November 2023 saya menulis disini, suatu topik pilihan tentang pentingnya kolaborasi orang tua dan guru.
Tema Pendidikan anak memang selalu menarik untuk diperbincangkan baik oleh pengamat, kalangan pendidik dan atau guru, orang tua, maupun peserta didik itu sendiri.
Ya, menarik dan aktual lantaran setiap para orang tua adalah pendidik. Pendidik dalam artian mempunyai kewajiban untuk mendidik anak. Sebagaimana diajarkan dalam Islam bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Oleh karenanya, setiap Ibu ibarat guru bagi anak-anaknya. Dan ayah adalah seperti kepala guru dari guru anak-anak. Jadi, sesungguhnya disitu ada peran orang tua -- yang besar -- dalam mendidik anak dalam konteks yang sangat luas.
Waktu itu saya memberi judul tulisan secara spontan "Demi Masa Depan Anak, Guru dan Orangtua Dituntut Kompak" lantaran sangat pentingnya kolaborasi itu, mengingat kedua pihak -- guru - mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pendidik di lingkup sekolah, dan -- orang tua -- mempunyai peran tersendiri dalam keluarga sebagai pendidik anak.
Dibagian sub kesimpulan tulisan itu saya menyampaikan pentingnya komunikasi yang lebih intens dilakukan antara guru dan orang tua. Kuncinya adalah komunikasi. Komunikasi. Dan komunikasi, untuk meningkatkan kolaborasi antara orang tua dan guru.
Dengan kolaborasi yang berkualitas antara guru dan orangtua tujuan yang ingin dicapai dalam Pendidikan anak dapat dicapai. Tidak sekedar mengoptimalkan kemampuan akademis anak. Tapi juga membangun mental sang anak, hingga membentuk karakter inter-personal anak dalam bersikap dengan orang lain.
Belakangan saya kemudian teringat ada yang terlupa ditulis dalam artikel "Demi Masa Depan Anak, Guru dan Orangtua Dituntut Kompak" yakni peran anak.
Ya!, Namanya juga kolaborasi perlu kerja sama untuk mengatasi persoalan secara bersama-sama. Termasuk melibatkan peran anak. Setidaknya menanyakan apa keinginan sang anak terhadap Sang Guru atau pendidiknya di sekolah. Sehingga kolaborasi guru dan orang tua menjadi lebih efektif.
Inilah yang saya lakukan. Sehari sebelum Hari Guru saya mengirim pesan singkat via chat whatsapp kepada seluruh putra-putri saya. Baik yang sudah kerja, sedang kuliah, SMA, SMP dan Si Bungsu yang masih duduk di sekolah dasar (melalui ibunya).
Pertanyaan dalam pesan tersebut sekira belasan item (pertanyaan terbuka), tapi yang akan saya tulis disini adalah hanya sebagian kecil, beberapa tentang pesan dan kesan serta pelajaran dan sosok guru favorit. Saya meminta mereka mengirimkan jawaban di tanggal 25 tepat di Hari Guru Nasional (HGN).