Lihat ke Halaman Asli

ADE SETIAWAN

TERVERIFIKASI

Kepala Puskeswan Pandeglang

Jas Merah: Bagaimana Memitigasi Bencana Kekeringan Akibat Efek El Nino

Diperbarui: 15 September 2023   03:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Sejarah mencatat, bagaimana suatu peristiwa fenomena alam semisal El Nino yang terjadi selama bertahun-tahun dan memicu bencana kekeringan begitu dahsyat, dapat di-antisipasi, di-mitigasi, di-adaptasi dengan teliti (cermat) dan jitu (tepat benar) dengan cara seksama," - Ade Setiawan

Saat membaca/mendengar kata sejarah, ingatan saya teringat kembali kepada cerita seorang teman lama (beliau pengagum buku-buku Ir. Soekarno) setiap berjumpa dia acapkali mengucapkan kata-kata slogan jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Belakangan saya tahu slogan itu adalah kepanjangan 'Jas Merah' yang merupakan judul Pidato Kepresidenan Sang Proklamator yang terakhir saat HUT ke-21 Republik Indonesia pada 17 Agustus 1966.

Namun, pada artikel kali ini bukan tentang 'Jas Merah' buku pavoritnya teman yang ingin saya tulis, melainkan filosofisnya belajar sejarah.

Setidaknya dengan belajar dari sejarah, kita akan mengetahui kejadian pada suatu masa tentang apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana fenomena suatu peristiwa terjadi.

Belajar dari kejadian masa lalu yang (mungkin saja) akan terjadi kembali sekarang (dengan fenomena yang berbeda), bencana kekeringan pernah dirasakan Bangsa Mesir (Kuno) selama tujuh tahun berturut-turut akibat kondisi cuaca ekstrim kekeringan (saat itu) yang diakibatkan oleh apa yang disebut (saat ini) fenomena El Nino.

Belajar dari peristiwa masa lampau, sejarah mencatat, bagaimana suatu peristiwa fenomena alam semisal El Nino yang terjadi selama bertahun-tahun dan memicu bencana kekeringan begitu dahsyat, dapat di-antisipasi, di-mitigasi, di-adaptasi dengan teliti (cermat) dan jitu (tepat benar) dengan cara seksama, tapi tentu tidak dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, lantaran bukan proklamasi ya he-he-he

Nah, oleh karena itu mari kita belajar bersama-sama dan sama-sama belajar (dari berbagai sumber) tentang sejarah. Seperti kata teman lama saya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Oh maaf, ternyata salah ketik. Kalimat yang pas seharusnya adalah, "DJangan Sekali-kali Meninggalkan sejarah", begitu judul pidato Bung Karno yang benar.

Kisah ini beserta penafsirannya tercatat dalam Kitab Suci Al-Qur'an dalam Surat Yusuf (QS:12) ayat 43 -- 49.

Alkisah pada suatu masa, pada zaman dahulu kala, Raja Fir'aun bermimpi. Raja Bangsa Mesir di era Kenabian Yusuf Alaihissalam ini dalam tidurnya mimpi melihat 'tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus'. Tidak ada yang dapat mentakwil mimpi tersebut, kecuali Nabi Yusuf, yang saat itu sedang berada di Mesir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline