"Menjadi seorang pelatih memiliki kesulitan yang lebih dibandingkan menjadi pemain. Saya tahu kami akan menghadapi momen-momen yang sangat sulit. Kami bahkan sudah beberapa kali mengalaminya."
Kalimat di atas pernyataan Zinedine Zidane, pelatih Real Madrid seperti dikutip ESPN. Kalimat yang pantas dipilih untuk menghadapi Atletico Madrid di partai final Liga Champions 29 Mei 2016. Walau itu sebenarnya dinyatakan
seusai membalik keadaan atas Wolfsburg. Perempatfinal pertama kalah 0-2, tapi dibalas 3-0 dan memastikan ke semifinal.
Bisakah mengulangi kehebatan, kalah dahulu menjadi menang kemudian di final nanti? Kalau kalah, tentu tak bisa mengulang lagi seminggu kemudian. Lagian partai final hanya sekali. Maaf, sebuah majalah Spanyol, XL Semanal seperti ''mengingatkan'' kalah itu. Majalah itu menjadikan David Beckham ''pengantar pesannya''.
''Andai tidak menjuarai Liga Champions, mereka sebaiknya memberinya peluang dan membiarkan dia tetap bekerja. Stabilitas adalah kunci dan ini adalah basis untuk semua hal di dalam hidup dan bisnis,'' kata Beckham, mantan bintang Real Madrid.
Tentu bakal ada yang membantah penafsiran saya itu. Maka untuk azaz keadilan saya kutip pernyataan fans Real Madrid ini. Pernyataan yang pantas diperhatikan petinggi Real Madrid untuk tak sekadar mudah memecat Zidane, jika gagal menjuarai Liga Champions. Lagian baru lima bulan melatih tim yang bertabur bintang tersebut. ''Dia bisa menyatukan ego pemain. Hanya dia yang bisa mengatasi Diego Simeone.''
Nasib Zidane dalam pekan ini sama tapi berbeda dengan tiga pelatih klub peserta Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. Yakni Stefan Hansson (Persela Lamongan), Jafri Sastra (Persipura Jayapura), dan Eduard Tjong (PS TNI). Tiga pelatih yang belum pernah memberi kemenangan dari tiga kali tampil timnya. Artinya, Zidane jika pun dipecat, tapi tuntas ngerjakan tugasnya. Sedangkan tiga pelatih tadi, tidak. Terhenti di tengah jalan.
Kebetulan jadwal untuk satu kemenangan pertama bagi Stefan Hansson dan Jafri Sastra sama, Senin 23 Mei 2016. Saat kedua tim mereka bertemu. Sedangkan satu harapan kemenangan yang harus diraih Eduard Tjong ketika dia membawa PS TNI berjumpa Gresik United, Minggu 22 Mei 2016.
Menarik, sepak bola Indonesia punya tradisi pecat memecat. Walau kita tahu, rata-rata yang dipecat belum punya waktu cukup membangun tim. Luciano Leandro mengawalinya, setelah dipecat PSM Makasar 18 Mei lalu. Prestasi dia sebenarnya lebih baik dari Jafri Sastra dkk, menang satu kali dari tiga pertandingan. Tapi itu tak cukup memenuhi target manajemen PSM untuk minimal merebut tujuh poin di tiga pekan pertama ISC A 2016.
Eitts, balik ke Zidane ya. Bisa jadi jika gagal juara Liga Champions 2016, Zidane dipecat. Karena dari dua kali kesempatan merebut tropi juara, gagal. Satu terdahulu, La Liga Spanyol. Sebenarnya ada satu lagi, Copa del Ray, tapi itu bukan kesalahan Zidane. Tentu petinggi Madrid tak mau mengulang tahun ini sama dengan 2015, tanpa satu pun tropi juara karenanya ditebarlah ancaman untuk Zidane.###
(Penulis Ade Adran Syahlan. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 22 Mei 2016)