Lihat ke Halaman Asli

Tiga Duka dari Pemberi Inspirasi Pembinaan Usia Dini

Diperbarui: 27 Maret 2016   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SSB Erdeka Muda Batam saat juara di Singapura"][/caption]Sepekan ini saya menerima tiga berita duka cita terkait orang sepak bola. Pertama Yakub Harahap, lalu Arifin. Terakhir Johan Cruyff. Bisa saya pastikan, hanya nama terakhir yang Anda kenal. Tapi bagi saya ketiganya sama, memberi inspirasi bagi pembinaan sepak bola usia dini.

Yakub Harahap, inilah orang tua yang menginspirasi saya sejak masih reporter olahraga di Riau Pos, Pekanbaru tahun 90-an. Saat itu, saya hanya berjumpa beliau jika tanding di Pekanbaru. Tim kelompok umur apa saja yang dibawanya dari Dumai bukan hanya menyulitkan tim Pekanbaru dan kota lain, bahkan juara. Mewakili Provinsi Riau ke tingkat nasional.

Lebih hebat lagi, dia bukan hanya bisa mendidik anak orang jadi pemain bola tapi juga anak kandung sendiri. Tiga anak lagi. Nah, saat saya jadi reporter itu saya meliput anak kandung Yakub beraksi. Tapi ketika saya merantau ke Batam tahun 2000-an, salah satu dari tiga anaknya itu, Yudi Candra yang justru saya minta jadi pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) milik perusahaan tempat kerja saya, Batam Pos Grup, SSB Erdeka Muda.

Momen yang paling saya ingat dari Yakub adalah, saat kami berada satu pesawat Pekanbaru-Batam sekitar tahun 2012. Lebih kurang 45 menit kami bicara bola dan melecut saya untuk ambil peluang bikin klub untuk Divisi 3. Demi kelangsungan pembinaan anak SSB. Biar jadi SSB pertama di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang punya jenjang klub. Terdorong itulah, saya urus dan mencontoh akta notaris yang dikasih beliau. Apalagi memanfaatkan situasi dualisme PSSI Pusat. Tahun 2013, Erdeka Muda FC sudah ikut Divisi 3 PSSI Kepri dan kini telah jadi anggota resmi PSSI Pusat dan berkiprah di Liga Nusantara (gabungan Divisi 1, 2, 3).

Bagaimana pula dengan Arifin? Inilah pemilik SSB paling ''panas'' di Batam, namanya SSB Hot River. Saya tertawa dan baru paham, ketika beliau sebut artinya Sungai Panas. Sesuai domisili SSB-nya. Ini SSB yang unik karena dijalankannya berdua dengan istrinya. Tapi beberapa tahun terakhir saya jarang jumpa Arifin. Sepertinya dia tetap komit dengan tekadnya tak mau lagi ikut kejuaraan karena kecewa dengan pencurian umur.

 Untuk Johan Cruyff, tak perlu banyak saya tulis. Anda bisa cari dengan mudah di Google. Tapi mungkin banyak yang lupa, Cruyff bukan hanya jago sebagai pemain, tapi hebat dengan visi pembinaan usia dininya. Dialah yang membangun Akademi La Masia milik Barcelona. Yang telah melahirkan banyak pemain hebat. Salah satunya Messi. Bahkan rata-rata pemain timnas Spanyol, asalnya dari akademi ini.

Benang merah bagi saya adalah membina sepak bola memang lama. Perlu komitmen dan iklim internal dan eksternal yang mendukung. Cruyff bisa berhasil, dia memiliki semua faktor tadi. Terutama dukungan dana. Sedangkan kita di Indonesia, selain dana minim juga minim lingkungan federasi kondusif. Yang justru tak komit dengan pembinaan usia muda. Baik saat cair, apalagi dibekukan seperti sekarang. ###

###(Penulis Ade Adran Syahlan. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 27 Maret 2016)

sumber: http://dutatamasports.com/blog/tiga-duka-dari-pemberi-inspirasi-pembinaan-usia-dini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline