Saat dalam perjalanan pagi Jumat 11 September 2015 menuju Sekupang, hape berdering berkali-kali. Tak saya angkat karena lagi nyetir. Setelah berganti supir, baru saya jawab panggilan. "Kami mau buat Sekolah Sepak Bola (SSB), ke sinilah sebelum Jumatan ya."
Saya sulit menggelak, bila bapak ini "memerintah". Terpaksa janji ketemu teman bola batal. Padahal sudah berada di Sei Harapan. Putar arah menuju Bengkong. Jam 10 kurang sampai. Diperlihatkannya, lapangan futsal indoor yang lagi dibangun di lingkungan sekolahnya. Lantas meeting di bawah pepohonan. Dipanggilnya, dua guru olah raga SD, dan SMP beserta kepala sekolah. Tak sampai jam 11, "terbentuklah" Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Futsal Hang Tuah Batam.
Siapa yang "memerintah" saya itu? Namanya, Imbalo Iman Sakti. Saya selalu anggap dia, orang tua saya selama merantau di Batam ini. Dia pemilik dari Yayasan Hang Tuah yang telah mendirikan TK, SD, SMP hingga SMK Hang Tuah. Sekarang dia ingin, potensi bakat sepak bola siswa-siswanya tersalurkan dengan membentuk SSB.
Mengapa "terbentuklah" pakai tanda petik. Begini, mereka sudah memiliki potensi kelompok umur untuk sebuah SSB. Dari U-8, U-10, U-12, U-14 hingga U-16 ada. Yang belum ada itu cuma, administrasi sebuah SSB. Nah, sayalah yang menerangkan. Mulai dari buat AD/ART hingga bikin surat permohonan rekomendasi ke PSSI Batam. Tak sampai satu jam, semua paham. Maka, "terbentuklah". Saya pun rela ditunjuk sebagai penasehat. Dan minta, SSB Hang Tuah, kejar target untuk ikut Kompetisi U-17 PSSI Batam yang mulai digelar 19 September 2015.
Oya, bagaimana pelatihnya. Mereka juga siap menggunakan pelatih berlisensi. Berhubung guru olah raga mereka tak punya lisensi pelatih, maka saya yang "menyodorkan" nama seorang pelatih. Rasa saya bakal cocok dengan para pengurus SSB Hang Tuah yang muda-muda ini, karena pelatih yang saya "sodor" juga muda, baru 23 tahun. Heee...hee.
Bukan satu dua kali ini saya "membantu" teman-teman di Batam mendirikan SSB. Ada yang niat bikin SSB karena supaya anaknya jangan keranjingan warnet. Atau sekadar bantu info bagaimana mendapatkan rekomendasi PSSI, meskipun dijawab, "ini hanya untuk senang-senang bukan serius." Saya tak peduli. Yang penting, apa yang saya tahu tentang sepak bola usia dini dan muda saya sampaikan.
Makanya, ketika ada yang menganggap, banyak orang bikin SSB hanya latah saja, menurut saya, biarkan saja. Biarkan menjamur SSB di Batam. Sebuah kota "besar" tapi tak punya satu klub pun bermain di liga nasional, namun SSB banyak (hitungan kasar saya, nyaris 100 SSB). Itu keren. Karena sepak bola di Batam memang harus dibangun dari bawah. Bukan berharap dari atas, pemerintah. Biarkan nanti bermunculan prestasi-prestasi SSB di Batam di tingkat regional Kepri-Riau seperti juara Danone 2014 yang diraih SSB Tanjunguma, agar pemerintah sadar, potensi anak-anak kota industri ini.
Sebenarnya, jika ada pejabat Batam yang mau "berpikir bola", tak perlu pusing untuk datangkan devisa. Bisa melalui SSB. Bikin kejuaraan SSB dan undang SSB Singapura dan Malaysia. Maka akan datang banyak wisatawan. Apalagi yang main U-10. Bukan pemainnya saja datang tapi ibu bapak, kakak adik, bahkan kakek neneknya. SSB Erdeka Muda yang saya pimpin pernah lakukan itu, saat mengundang SSB milik legenda sepak bola Singapura, Fandi Ahmad.
Pak Imbalo, langsung menerawang matanya, saat saya sampaikan itu. Saya yakin sudah terbayang oleh beliau apa yang harus dilakukan dengan bola dan bisnis-bisnisnya. Dia punya banyak channel ke luar negeri. Dia juga punya usaha tiketing, yang tentu berurusan pula dengan penginapan. Dia juga punya klinik kesehatan, yang tentu saja diperlukan tim medis saat gelar kejuaraan. Lengkaplah kesiapan untuk gelar kejuaraan internasional SSB tiga negara: Indonesia, Malaysia dan Singapura. Apalagi dia sudah punya SSB, yang bernama Hang Tuah, pahlawan yang dikenal di tiga negara itu. Semoga marwah Hang Tuah melekat pada SSB-nya.### (telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 13 September 2015 dalam kolom Mata Bola)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H