Lihat ke Halaman Asli

AdeRiaCahaya

Mahasiswa

Bagaimana Cara Efektif Menyindir Anak?

Diperbarui: 9 April 2018   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://psyque-ec.com

Seringkali berbicara tidak jelas, tidak saja pada penggunaan istilah yang multitafsir, namun sering memang sengaja diungkapkan dengan cara menyindir. Ketika tidak pantas dilakukan sebab tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan dengan baik dan jelas atau tidak menyiapkan waktu secara khusus sebab kesibukkan lainnya. 

Seringkali, karena sudah tidak bisa menahan dengan kemarahan namun menghindari kemarahan lebih besar, banyak kecenderungan untuk mengungkapkan kemarahannya dengan cara menyindir yang sangat pedas dan singkat. Contohnya, jika anak pulang telat, "Tumben hari ini sudah dirumah" atau "Sering-sering aja pulang lebih awal tiap hari gak usah main terus!" atau "Memang kamu pikir pekerjaan Bunda cuma mengurusi kamu!"

Pantas diperhatikan, bahwa kebiasaan ini tidak akan bisa membuat anak untuk menyadari perilaku yang sangat buruk tapi malah sebaliknya aka membuat  semakin menjadi-jadi dan lebih sangat menjaga jarak dengan kita. Kita juga telah menyakiti hatinya sehingga membuatnya tidak ingin untuk berkomunikasi sedikitpun dengan kita.

Sindiran yang diucap untuk menyapaikan sesuatu hanya akan menjadi sangat sia-sia. Misi yang akan disampaikan tidak akan sampai, sebab hal itu justru menimbulkan rasa sakit hati. Tak hanya seorang pun yang berubah menjadi lebih baik karena dengan sindiran. Lebih baik ucapkanlah secara langsung dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaan, atau sampai memojokkan sehingga anak menjadi sakit hati. Ucapkan saja, "Kenapa kamu pulang terlambat, Bunda kepikiran kamu ada sesuatu di jalan.

Lain kali kamu kalo pulang langsung pulang saja ya?". "Atau "Kamu tahu, akhir-akhir ini Bunda sering kepikran, kwatir sama kamu. Banyak modus orang jahat di sekolahan berada. Jika waktunya jam sekolah pulang, kamu belum Bunda takut kamu diculik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline