Di negara kita Indonesia ini, semua manusia atau siswa mempunyai hak dan kewajiban belajar. Mau itu dari kalangan siswa konglomerat maupun siswa dari kaum yang paspasan. Maka dari itu pemerintah nasional mewajibkan semua siswa di Indonesia untuk belajar dengan harapan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dibukanya harapan ini yaitu dengan membiayai siswa untuk belajar atau sekolah, dengan cara pemerinah menggratiskan semua siswa di tingkat sd , smp , maupun sma di negeri.
Akan tetapi banyak sisi negatifnya dengan adanya wajib belajar selama 12 tahun khusunya bagi masyarakat yang kurang mampu dan pemukiman jauh dari sekolah negeri. Maka dari itu munculah kesenjangan sosial bagi siswa yang kurang mampu. Sehingga membuat banyak siswa di Indonesia yang outus sekolah akibat perihal tersebut.
Di Indonesia kita ini, untuk jaman sekarang syarat utama masuk ke dunia pekerjaan yaitu dengan minimal ijazah SMA atau sederajat, dengan persyaratan tersebut, maka akan susahnya untuk siswa yang kurang mampu , dengan sekolah yang tidak sampai ( putus sekolah ) , terkecuali memang siswa tersebut mempunyai skill dalam pekerjaan tersebut dan tidak berpatok ke ijazah tadi dalam pekerjaan nya.
Sisi buruknya lagi dari adanya persyaratan untuk bekerja adalan ijazah SMA , maka banyak siswa yang bersekolah bukan berniat untuk berprestasi atau menimba ilmu , tetapi hanya untuk mendapatkan suatu syarat kelulusan dalam sebuah pekerjaan berupa ijazah, dan ini akan sangat merugikan bagi orang yang memang berniat untuk belajar mancari ilmu, karena seakan akan terbawa suasana oleh orang yang bermalasan dalam belajar.
Solusi bagi kita sebagai peserta didik, jangan beranggapan bahwa sekolah adalah suatu tempat untuk menggugurkan kewajiban sebagai seorang anak atau pelajar. Dengan membuktikan bahwasan nya semua siswa mempunyai bakat atau skill masing masing yang sangat berbeda, nah dengan skill yang kita punya cobalah kembangkan untuk sebuah inovasi dan membuat diri kita percaya dalam melakukan hal tersebut, sehingga kita tidak punya mainset hanya untuk bekerja kepada oranglain, akan tetapi harus kita rubah dengan mempekerjakan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H