Lihat ke Halaman Asli

Ade Rahmat

Ekonomi & Politik

Ber-Muhammadiyah Menggembirakan

Diperbarui: 18 November 2019   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

18 November 1912 Muhammadiyah genap berusia 107 tahun. Sebuah umur yang cukup matang untuk ukuran organisasi perserikatan. Di usia 107 Muhammadiyah telah melewati serangkaian peristiwa bersejarah dunia terutama di tanah air tercinta Indonesia. Kematangan usia Muhammadiyah tergambar dari sikap organisasi yang terus menjaga khittahnya dari generasi ke generasi.

Ber-Muhammadiyah Menggembirakan 

Muhammadiyah sekarang telah ikut bertransformasi menuju perserikatan yang berkemajuan mengikuti jaman. Muhammadiyah ikut memberikan sumbangsih baik kepada agama maupun negara dalam banyak hal seperti pendidikan, teknologi, kesehatan dan ekonomi. Puluhan ribu amal usaha Muhammadiyah tersebar dari Sabang-Merauke bahkan sampai ke luar negeri tanpa pandang suku, ras dan agama dalam hal pendirinya.

Ber-Muhammadiyah Menggembirakan

Muhammadiyah telah ikut mengawal serangkaian perjalanan bangsa tanpa terkecuali Pemilu dan di tahun 2019 ini banyak sekali kader-kader Muhammadiyah yang berniat mengabdikan diri kepada negara baik itu maju sebagai calon legislatif maupun menjadi menjadi Timses. Sekali lagi Muhammadiyah menunjukan sikapnya dengan melarang siapapun membawa bendera dan berteduh dibawah payung perserikatan. Bahkan sekelas Prof. Amien Rais (tanpa mengurangi rasa hormat dan kekaguman) yang mungkin berguyon akan menjewer pimpinan pusat Muhammadiyah apabila tidak menentukan sikap politik di tahun 2019. Dijawab santai oleh Haedar Nashir bahwa khittah Muhammadiyah adalah gerakan da'wah.

Ber-Muhammadiyah Menggembirakan

"Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah" Ahmad Dahlan

Ada sebuah teori bahwa budaya organisasi terbentuk oleh sikap pendirinya. Bill Gates yang terbiasa bekerja melebihi jam kerja ditiru samapai sekarang oleh pegawainya. Begitu juga perserikatan Muhammadiyah, pesan KH Ahmad Dahlan dipegang teguh oleh Muhammadiyah sampai sekarang. Beberapa kali pasca putusan pemenang Pemilu Muhammadiyah ditanya mengenai sikapnya. Muhammadiyah bersikukuh kembali pada khittahnya. Muhammadiyah tidak pernah takut kadernya tidak mendapatkan jabatan stategis di pemerintahan.

Ber-Muhammadiyah Menggembirakan 

Perang pemikiran yang disajikan oleh media antara Prof. Syafii Maarif dan Prof. Amien Rais tidak sedikit pun terbawa ke perserikatan. Keduanya beberapa kali tertangkap media duduk berdampingan. Keadaan ini juga kembali dicontoh oleh generasi mudanya yaitu Dahnil Azhar Simanjuntak dan Raja Juli Antoni. Dimana keduanya sama-sama terlihat saling support ketika di luar arena Pemilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline