Lihat ke Halaman Asli

Konsep Green Chemistry Pada Pertanian Organik

Diperbarui: 11 November 2023   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pribadi

Green Chemistry merupakan konsep yang mendukung sebuah desain produk dengan meminimalisir penggunaan dan penghasilan zat-zat kimia berbahaya guna mengurangi serta menghilangkan dampak buruk atau bahaya dari suatu zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Lingkungan harus terus dilestarikan dan dijaga untuk anak cucu kita nanti. Begitu pula kesehatan manusia juga merupakan hal penting yang harus di perhatikan. Dengan berbagai zat kimia berbahaya yang selama ini kita konsumsi tentu saja berpengaruh pada kesehatan dan kualitas hidup manusia. Prinsip-prinsip Green Chemistry yaitu pencegahan dimana lebih baik untuk mencegah timbulnya limbah berbahaya dibandingkan harus menanggulanginya. Prinsip green chemistry lainnya yaitu menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui. Bahan baku yang dapat diperbaharui tentu saja bahan-bahan dari alam. Sejak dulu kala sebenarnya kita sudah menerapkan pertanian tradisional tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Kebiasaan ini seharusnya kita lestarikan untuk menjaga bumi ini. Salah satunya dengan pertanian organik.

Pertanian organik merupakan sistem budi daya pertanian dengan menggunakan bahan-bahan alami tanpa bahan kimia sintetis. Tanaman yang dapat dikembangkan dengan pertanian organik, yaitu padi, hortikultura (tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan tanaman rempah-rempah. Pertanian organik hanya menggunakan pestisida alami dan pupuk alami. Prinsip dari pertanian organik, yaitu : rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, pengendalian hama biologis, dan pengolahan tanah secara mekanis.

Rotasi tanaman merupakan suatu cara penanaman berbagai jenis tanaman di satu lahan secara bergiliran dalam waktu yang tidak bersamaan. Contoh rotasi tanaman yang dapat dilakukan misalnya pada musim pertama menanam tanaman umbi-umbian, setelah itu dilanjutkan dengan tanaman polong-polongan, setelah itu menanam tanaman sayur dan buah. Tujuan rotasi tanaman adalah meningkatkan kesuburan tanah, membentuk ekosistem mikro yang stabil, dan mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit tanaman.

Penggunaan pupuk organik bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengembalikan bahan organik ke tanah. Tanah yang subur dapat memberi nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan mampu menahan air lebih baik. Pupuk organik dapat memenuhi sumber energi dan makanan bagi mikroorganisme tanah dan lebih ramah lingkunga. Contoh dari pupuk organik, yaitu pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk hijau.

Pengendalian hama tanaman dengan memanfaatkan predator untuk menanggulangi hama. Dalam pertanian organik untuk mendapatkan tanaman yang unggu dikembangkan melalui pemuliaan tanaman sehingga tidak menggunakan rekayasa genetika.

Kelemahan dari pertanian organik adalah resiko gagal panen lebih tinggi karena sulitnya penerapan pertanian organik,kerugian yang diderita petani lebih besar jika mengalami gagal panen, tanah untuk menanam tanaman organik memerlukan masa konversi yang cukup lama, dan hasil panen relatif lebih sedikit. Faktor-faktor tersebut lah yang menyebabkan harga hasil pertanian organik lebih mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline