Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Sedekah Bumi

Diperbarui: 14 September 2022   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai budaya, salah satunya yaitu sedekah bumi. Sedekah bumi merupakan budaya yang di adakan setiap bulan muharom atau bulan sur0. Banyak kalangan milenial yang hidup di kota kurang paham akan kebudayaan yang satu ini. Hal ini terjadi karena sedekah bumi lebih sering di adakan di desa-desa dari pada di perkotaan. Seperti bulan lalu saya mengikuti program bakti desa yang di adakan oleh HMJ Ekonomi Syariah yang bertepat di desa Candinata purbalingga. Pada saat itu acara di persiapkan dari pagi hari di mana semua warga saling tolong menolong untuk mensukseskan acara sedekah bumi ini. Untuk para ibu-ibu bertugas untuk mempersiapkan bahan juga masakan untuk tahlilan di sedekah bumi ini. Sedangkan bapak-bapak bertugas untuk membersihkan sungai, kebun juga jalanan sekitar. Setelah semua sudah bersih bapak-bapak membawa seekor kambing ke dalam hutan menuju tempat yang di percayai suci untuk menyembelih kambing tersebut.

Kambing yang sudah di sembelih ini di bawa ke tempat yang sudah di siapkan untuk menyelesaikan acara sedekah bumi. Di tempat yang sudah di persiapakan yaitu di halaman milik warga yang memiliki ukuran luas di mana semua warga dapat berkumpul pada satu tempat itu.  Prosesi selanjutnya yaitu kambing mulai di bersihkan, di potong lalu di masak dengan kuali besar di tengah halaman rumah warga tersebut. 

dokpri

Semakin siang warga pun semakin banyak yang berdatangan dengan membawa bagian mereka dan di kumpulkan di satu rumah yang bertempatan sebagai tuan rumah di sedekah bumi kali ini. Ketika daging kambing sudah matang ada seorang bapak yang mengambil dengan daun kemudian di antarkan ke tempat yang tadi untuk menyembelih kambing tersebut. Setelah semua ritual selesai dan semua makanan sudah terkumpul juga warga pun sudah banyak yang hadir maka di siapkan tikar di tengah halaman untuk menata semua makanan yang sudah siap. Kemudian semua orang duduk pada satu tempat melingkar dan makanan mulai di bagikan. Untuk perempuan di hidangkan satu orang satu piring yang mana berisi nasi, mie, ikan air tawar, daging kambing dan juga krupuk atau gorengan. Sedangkan untuk bapak bapak di hidangkan dengan nampan bulat yang mana makannya secara berkelompok. namun, sebelum semuanya makan kita di pimpin oleh orang yang di segani di desantersebut untuk berdoa terlebih dahulu, harapannya supaya desa Candinata bisa lebih baik laik ke depannya, menjadikan warganya guyup rukun dan sebagai ucapan terimakasih kepada bumi yang di tempati karena sudah subur dan bisa menghasilkan pangan untuk warga setempat.

dokpri

Ketika pembacaan doa selesai dilanjutkan untuk makan bersama. Menurut saya acara ini sangat bagus karena selain membudayakan adat indonesia sendiri kegiatan ini juga sangat menjunjung nilai kebersamaan juga kekeluargaan. Warga yang biasanya sibuk akan pekerjaan atau kesibukan lain di acara ini pasti akan menyempatkan datang karena, acara di hanya di adakan satu tahun sekali.

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline