JAKARTA -- Ruang baca terbuka mulai berkembang di kawasan Ibu kota. Jakarta Bookhive, sebagai perpustakaan jalanan yang hadir di taman-taman kota menyediakan beragam buku bacaan yang dapat dipinjam dengan asas kejujuran tanpa ada sistem pendataan.
Farid Hamka selaku penggagas Jakarta Bookhive menjelaskan bahwa ide perpustakaan jalanan ini terinspirasi dari beberapa negara seperti Amerika dan Jerman. "Inspirasinya Bookhive banyak, ada dari Dover Free Library yang biasa ada di Amerika, tapi juga ada di beberapa corner di Indonesia. Karena kalau nggak salah awal-awal, tuh banyak di Jerman. Jadi, aku melihat, oke ada, nih public book rec kayak gini di sekitar dunia. Mungkin kita bisa ngasih sesuatu yang sama buat di Jakarta," tutur Farid via Direct Message Instagram pada hari Sabtu (4/12/2021).
Farid juga mengatakan bahwa idenya mendapat respon yang sangat positif dari Dinas Pertamanan dan Dinas Perpustakaan Jakarta. Dinas Pertamanan langsung menyambut ide Farid dengan membangun perpustakaan jalanan tersebut di enam lokasi di sekitar Jakarta. Sementara Dinas Perpustakaan memberi dukungan besar terhadap rencana perluasan Jakarta Bookhive.
Sebelumnya, Farid mengaku memiliki kekhawatiran terhadap minat baca masyarakat untuk mendirikan perpustakaan jalanan tersebut.
"Aku mikir, aduh Jakarta ada nggak ya minat baca. Tapi ternyata setelah baru dua-tiga minggu buka, responnya positif banget, dan Bookhive-nya penuh oleh buku. Jadi aku merasa, oh, ada banget ternyata minat baca," ungkap Farid.
Konsep unik Bookhive dengan slogan "Ambil Seperlunya, Sumbang Semampunya" ini berhasil menarik minat masyarakat, khususnya para pegiat literasi untuk menyambangi perpustakaan yang didirikan pada hari buku sedunia lalu.
"Idenya keren. Apalagi Bookhive ini beda dari perpustakaan pada umumnya, ya. Kita bisa pinjem buku untuk dibawa pulang tanpa syarat. Menurutku ini mempengaruhi minat baca masyarakat banget. Karena kita selama ini taunya, minat baca Indonesia itu rendah, tapi kita nggak tau kalau sebenernya yang masyarakat butuhin itu akses terhadap bacaan," tutur Attanya, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Ilmu Perpustakaan, via Whatsapp pada hari Rabu (8/12/2021).
Hal serupa juga disampaikan oleh Nisa, bocah berusia delapan tahun yang kerap menunggu Ibunya berjualan di sekitar Taman Situ Lembang sembari menikmati beragam bacaan yang tersedia di Bookhive. "Aku seneng. Sekarang nggak bosen lagi kalau nunggu Ibu jualan karena bisa sambil baca-baca," akunya yang ditemui langsung di Taman Situ Lembang Jakarta pada hari Selasa (7/12/2021).
Kini Jakarta Bookhive sudah melebarkan sayapnya hingga kesepuluh lokasi, tujuh di antaranya ada di taman-taman besar Jakarta, dan tiga lainnya ada di kota besar seperti Tangerang, Surabaya, dan Bali. Kendati demikian, Farid menyampaikan belum ada rencana untuk membangun perpustakaan jalanan tersebut di daerah pelosok yang masih kurang akses terhadap bacaan. Namun, ia mendukung penuh jika ada yang berinisiatif untuk membangun perpustakaan jalanan serupa di daerah pelosok.
"Karena menurut aku juga di kota-kota kegiatan membaca belum menjadi sesuatu yang cool. Dengan Bookhive aku pengin ngasih lihat kalau, oh, ini suatu aktivitas yang bisa kita lakukan di mana aja, dan sembari meng-enjoy kota kita sendiri. Jadi, fokusnya sekarang sebenernya, sih di tempat-tempat yang sentral," tuturnya.