Lihat ke Halaman Asli

Adellia Maragetha Kuswandi

Murid SMA N 1 Padalarang

Dua Pilihan yang Sulit

Diperbarui: 3 Februari 2020   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mana yang harus diutamakan, antara agama dan Hidup ?  Pembaca disarankan untuk menjawab pertanyaan ini. Bagaimana ? Semoga Kalian telah memperoleh jawaban atas pertanyaan itu. Mari kita lihat fenomena yang sedang terjadi saat ini.

Beberapa tahun belakangan kita melihat ada beberapa kelompok Islam, yaitu Kelompok orang - orang Islam Gegar dan sekelompok muslim tradisional. Kedua kelompok Islam ini sengit bertahan dan menyerang dengan cara bertikai bermodalkan dalil Al-Qur'an dan Hadits. 

Islam merupakan ajaran Ketuhanan sedangkan, Keindonesiaan merupakan ajaran Kebangsaan. Keindonesiaan dan Islam merupakan dua hal yang berbeda.
Pertanyaan selanjutnya yang akan saya ajukan adalah " Apakah kita terlahir sebagai orang Islam dan berbangsa Indonesia ?  Sesungguhnya Kita terlahir sebagai orang yang polos. Yang tidak tahu apa-apa, tidak tahu mana yang benar dan yang salah dan tidak ada tanggung jawab apapun di hidup kita.


Persoalan dan masalah akan muncul ketika kita berada dalam Fase pertumbuhan akal. Apabila lingkungan kita buruk maka bisa menimbulkan kekacauan bahkan kegagalan. Sebaliknya apabila lingkungan bagus maka bisa menumbuhkan manusia Islam sejati dan Manusia Indonesia.


Jika keindonesiaan itu tertanam, maka Islam itu menuntut keimanan yang kita tanamkan. "Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya" (QS al-Mujadalah [58]: 22).


Sebagaimana yang diteladankan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Siapa pun yang mengaku Muslim harus membenahi dulu wilayah bathiniahnya. Bertahannuts. Khalwat. Demi menauhidkan Dzat Hyang Mahamanunggal. Dilanjut dengan tauhid Sifat, Nama (Asma'), dan Perbuatan-Nya (Af'al).


Keindonesiaan dipupuk dari setia bakti pada Ibu Pertiwi. Tanda terima kasih kepada tanah, air, api, dan udara, yang kita nikmati sejak membrojol hingga saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline