Bahasa bersifat dinamis, yang artinya selalu mengalami perkembangan seiring zaman. Setiap generasi memiliki cara yang unik untuk mengekspresikan diri, salah satunya adalah melalui bahasa.
Di era digital ini, masyarakat, terutama kaum remaja, gemar sekali menggunakan kata dan istilah yang sebelumnya asing di telinga, dalam percakapan sehari-hari mereka. Kata dan istilah tersebut disebut dengan bahasa Gaul (Inggris: slang).
Namun, banyak dari kata dan istilah gaul tersebut yang belum diakui secara resmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh karena itu, KBBI perlu menambah satu ragam baru, khusus untuk bahasa gaul, sebagai upaya pendokumentasian perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa gaul merupakan hasil modifikasi berbagai macam bahasa. Bahasa gaul umumnya berupa penyerapan dari bahasa asing, penyingkatan, dan pelesetan. Pada generasi milenial, bahasa gaul dipengaruhi oleh tontonan di televisi, seperti sinetron dan iklan.
Seiring berkembangnya teknologi, bahasa gaul pada generasi Z lahir dari media sosial, meme, dan gim video. Fenomena ini terus berjalan hingga generasi Alfa, yang melahirkan bahasa gaul "skibidi" dan "mewing" dari YouTube dan Tiktok.
Perbedaan generasi dapat memengaruhi pemahaman seseorang mengenai suatu bahasa. Orang tua kemungkinan besar tidak akan mengerti bahasa gaul yang digunakan oleh anak-anaknya, begitu pun sebaliknya.
Dengan menambah ragam bahasa gaul di KBBI, kita dapat mendokumentasikan perkembangan bahasa secara resmi. Masyarakat yang berbeda generasi pun dapat dengan mudah mempelajari dan memahami makna suatu kata atau istilah gaul baru.
KBBI sebenarnya telah memiliki ragam serupa, yang disebut dengan ragam cakapan. Ragam ini digunakan dalam situasi nonformal dengan lawan bicara sebaya, lebih muda, atau lebih rendah derajatnya.
Contoh kata yang termasuk dalam ragam cakapan adalah kata "cihui". Akan tetapi, kata dan istilah dalam ragam ini tidak cukup bervariasi dan terkesan "jadul". KBBI tetap perlu menambah ragam khusus untuk bahasa gaul, untuk memisahkan kata dan istilah yang lebih bervariasi dan terbaru.
Tidak perlu khawatir, bahasa gaul tidak akan menyebabkan penurunan kualitas bahasa. Masyarakat, terutama generasi penerus bangsa, akan tetap mempelajari dan dibiasakan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ranah pendidikan.