Lihat ke Halaman Asli

Hakikat Memaafkan

Diperbarui: 8 November 2024   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adellia Safitri

Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam 

Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hakikat Memaafkan

Secara istilah, kata dasar dari "memaafkan" adalah "maaf," yang berasal dari bahasa Arab "al'afw." Dalam Al-Qur'an, kata ini muncul sebanyak tiga puluh empat kali, awalnya bermakna "kelebihan," dan kemudian berkembang menjadi "penghapusan" (Nashori, 2008).

McCullough, dkk (2000), menyatakan bahwa memaafkan adalah kumpulan motivasi yang mengubah seseorang agar tidak membalas dendam, mengurangi dorongan untuk menyimpan kebencian terhadap pihak yang melukai, dan meningkatkan keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan pihak tersebut.

Memaafkan penting dalam membentuk manusia yang sehat secara emosional, terutama dalam pemulihan hubungan interpersonal setelah konflik terjadi. Selain itu, memaafkan dapat mengurangi reaksi negatif yang muncul setelah konflik. Meski demikian, memaafkan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi mereka yang sudah merasa kecewa akibat kesalahan di masa lalu, baik yang dilakukan diri sendiri maupun orang lain. Ketidakmampuan memaafkan bisa menyebabkan seseorang menyimpan dendam, yang dapat memperdalam rasa sakit hati.

Urgensi memaafkan sangat jelas, dan penting untuk dibahas karena sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan sikap memaafkan, bahkan kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Nabi sangat sabar dan terhindar dari sifat pendendam. Al-Qur'an juga mengajarkan hal ini, seperti dalam QS Al-Hijr 85: "Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik," dan Ali Imran 159: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka  menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian ketika telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya".

Menurut Ibrahim (2020), sangat jelas dari ayat-ayat berikut bahwa memaafkan memiliki peran penting dalam memperbaiki hubungan seseorang, memperpanjang umur, mempererat ikatan persaudaraan, dan menjaga kesehatan bagi mereka yang mampu memaafkan. Selain itu, manfaat lain yang diperoleh dari memaafkan adalah membersihkan jiwa dan menyucikan hati, serta menjadi obat bagi penyakit hati seperti dengki dan dendam. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk tidak saling membenci, melainkan saling mencintai, sebagaimana para sahabat di masa beliau. Seorang yang meneladani Nabi adalah yang mengikuti semua ajaran dan menjauhi larangan-Nya, sehingga memaafkan lebih dianjurkan daripada menyimpan dendam yang hanya akan merusak kesehatan.

Menurut Nasrin (2018), memaafkan membawa banyak dampak positif, terutama bagi ketenangan batin individu. Dengan memaafkan, seseorang dapat merasakan emosi positif, melepaskan perasaan negatif, dan merasakan ketenangan hati, dengan berkurangnya rasa marah dan sakit hati serta hilangnya dendam yang pernah ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline