Lihat ke Halaman Asli

Adeliqa DwiPutri

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

Indonesia Impor Beras jadi Ancaman bagi Petani Indonesia

Diperbarui: 26 Februari 2023   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia sudah terkenal dengan negara yang bahan pokok makannya itu adalah nasi, salah satu negara yang disebut negara agraris karena Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Indonesia adalah di sector pertanian. Posisi negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menjadi pendukung Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan memiliki lahan yang subur dan tumbuhan dapat tumbuh dengan cepat. Masyarakat Indonesia yang hampir seluruhnya mengkonsumsi beras yang membuat Indonesia menjadi negara terbesar dalam konsumsi beras. Ucapan "belum makan kalau belum makan nasi" merupakan ucapan yang kerap diucapkan masyarakat Indonesia, karena memang masyarakat Indonesia makanan pokoknya adalah nasi.

Jika Indonesia negara penghasil beras dan memiliki lahan pertanian yang besar dan subur, mengapa sampai sekarang masih ada isu mengenai Indonesia yang mengimpor beras dari luar negeri? Apakah itu suatu fakta? Bagaimana dampak kedepannya? Apakah itu dapat menjadi suatu ancaman bagi negara Indonesia?

Presiden negara Indonesia, Joko Widodo mengatakan Indonesia harus melakukan impor beras guna memenuhi kebutuhan beras nasional, walaupun bulan Februari 2023 ini Indonesia panen raya.

Mulai dari tahun 2000 hingga sekarang Indonesia aktif melakukan impor beras dari negara lain tiap tahunnya, tujuannya untuk menjaga ketersediaan stok beras agar ketahanan pangan tetap terjaga. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Impor beras Indonesia dari Januari-November 2022 mencapai 326,5 ribu ton, dan kebanyakan berasal dari negara India. Pada akhir tahun 2022 kemarin, menurut Sekretaris Bulog, Awaluddin Iqbal, terdapat 24 ribu ton beras impor dari Vietnam dan Thailand masuk ke Indonesia. Diprediksi ada 500 ribu ton beras yang akan datang hingga Februari 2023. Beras-beras impor itu biasanya harganya jauh lebih murah dari beras lokal, harga beras lokal biasanya sekitar Rp 12.261 per kg sedangkan beras dari Thailand Rp. 8.077 per kg.

Menurut data-data tersebut, Indonesia cukup banyak dalam mengimpor beras dari negara lain. Mengapa Indonesia melakukan impor beras? Apa yang melatarbelakanginya?

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan tingkat konsumsi yang tinggi, hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia mengimpor beras nasional. Keperluan beras belum bisa 100% terpenuhi jika Indonesia hanya mengandalkan pada produksi beras dari dalam negeri. Tingkat konsumsi komoditi beras di negara Indonesia mencapat hampir 120kg/tahun, sedangkan rata-rata konsumsi beras di dunia hanya 60kg/tahun.

Adanya pengalihan fungsi lahan juga menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia mengimpor beras. Banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan untuk Kawasan Industri, Kawasan perdagangan, bahkan menjadi lahan daerah tempat tinggal. Fenomena pengalihan lahan ini memiliki dampak yang cukup serius untuk pertanian karena, mengingat Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi beras yang cukup tinggi. Konsumsi beras yang tinggi di Indonesia harus di imbangi dengan produksi beras yang cukup agar tidak terjadinya krisis pangan.

Impor beras ini merupakan jalan keluar bagi pemerintah agar kebutuhan beras di negara terpenuhi, tetapi hal ini juga memiliki beberapa dampak bagi negara Indonesia.

Dampak yang dapat dirasakan pastinya dari petani dalam negeri, karena adanya perbedaan harga beras lokal dan beras impor, kebanyakn orang akan memilih dengan harga yang murah. Beras-beras lokal yang dihasilkan petani Indonesia tidak dapat bersaing dengan beras yang impor, yang pastinya itu akan merugikan petani.

Petani Indonesia dapat mengalami mogok tanam padi karena hal tersebut, dan hal tersebut dapat menjadi masalah karena akan semakin mengurangnya produksi beras di Indonesia yang mengharuskan Indonesia tetap harus mengimpor beras dan akan memperburuk keuangan secara APBN.

Jika ingin bersaing dan menyamakan dengan beras impor, petani Indonesia harus menurunkan harga beras menjadi murah, sedangkan hal tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi padi yang cukup tinggi, tetapi hasilnya sedikit. Hal tersebut menjadi beban kepada petani Indonesia. Mereka juga bisa kehilangan pekerjaan mereka karena mengingat beras yang mereka produksi tidak dapat bersaing dengan beras impor, jika beras impor terus di produksi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline