Lihat ke Halaman Asli

Butir-butir Air Mata Dalam Kotak Putriku

Diperbarui: 22 September 2017   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Butir2 air mata dalam kotak putrimu

 Pagi ini,  saat alarm itu membangunkan aku.
 Ingatanku menjelajah kepadamu,  wajahmu jelas melintas di pelupuk mata,  kata katamu jelas dan tegas berulang  mendengung di telingaku
 Saat doa2 itu dihunjukkan, garis-garis wajahmu,  sinar bola matamu lekat di mataku
 Dan...
 Hati berlari pada kisah hidupmu
 Tentang piring  kosongmu
 Tentang air matamu
 Tentang kekuatanmu yg semakin surut
 Tentang usiamu yg mengharuskan kakimu berhenti

 Terutama tentang putri kecilmu
 Yg hidup denganmu
 Putrimu,  buah hatimu
 Yg belum mengerti tentang lika liku hidup ini
 Putrimu yg hanya masih gemar bermain,  berlari,  tertawa,  mengaduh dan menangis
 Putri kecilmu yg saat lapar minta makan,  saat haus minta minum,  saat ngantuk minta tidur saat bosan minta pulang
 Saat lelah menangis. 

 Dan... Engkau menangis menahan pedih
 Saat putrimu minta makan dan engkau tidak punya kekuatan untuk mengisi piringnya apalahi kotak tempat makanannya. Saat engkau hanya menggenggam kotak makanannya
 Engkau membukanya dan melihat bersih dan tak sebutir remah remahpun ada di sana.
 Dan engkaupun hanya bisa mengisinya dengan butir butir bening air matamu
 Dan  putrimu hanya dapat bertanya dengan manja: mengapa ayah sedih dan menangis? Apakah ayah sakit? Atau ingat ibu?
 Dan engkau yg mengasihi putri kecilmu hanya mengubah raut wajahmu dng terpaksa,  tersenyum dengan terpaksa agar ia tidak tau apa yg engkau tangisi.  Agar ia tidak tau mengapa butir butir air matamu jatuh tanpa diundang

 Hari ini akupun akan melihatmu lagi,  melihat wajah dan matamu dan akan mendengar hal yg sama darimu

 Tapi percayalah hari ini... Sang pencipta akan membantumu

 Percayalah kotak makanan yg kau isi dengan butir butir air matamu,  hari ini akan diisi dengan butir butir nasi untukmu dan untuk putri kesanganmu. 

 Jangan lagi menangis.. Lihatlah langit luasa.... Pandanglah putri kesayanganmu..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline