Lihat ke Halaman Asli

Adeline Jacobus

Diaspora, Pekerja Professional, pengelola / pemilik streaming radio.

Pulang kampung ke Jakarta. Nostalgia, bubur ayam, dan lagu Mandarin tetangga.

Diperbarui: 2 Februari 2025   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Jakarta dalam candid. ( photo pribadi )

Pulang kampung ke Jakarta dari Sydney tuh selalu punya cerita sendiri. Rasanya kayak masuk ke mesin waktu, di mana tiap sudut kota punya kenangan yang langsung bikin hati adem. Apalagi kalau tiba di tempat di mana saya dibesarkan, jalan-jalan yang familiar, suasana yang udah sayabhapal luar kepala, dan yang paling khas: orang-orang yang masih ingat sama saya !
Kadang, pas jalan di sekitar rumah, ada momen di mana pengen jadi anonim aja, jalan santai tanpa ketahuan. Tapi ya mana bisa?! Ada aja yang ngenalin, terus tiba-tiba teriak, "Eeeh, Adelin! Kapan dateng?" Waduh, kalau udah gitu ya pasti ujung-ujungnya ngobrol panjang lebar. Mau buang muka pun percuma, tetep aja keduluan mereka nyapa. Hahahaa....eeett dah.

Salah satu ritual wajib pas baru sampe rumah, cari sarapan favorit dari jaman kecil. Dan ternyata, tukang bubur ayam langganan masih jualan di tempat yang sama! Yang bikin lebih seru, dulu bapaknya yang jualan, sekarang anaknya nerusin. Nostalgia langsung menyerbu, bau kaldu bubur yang khas, kuah koya yang royal, dan obrolan ringan sama tukang buburnya yang udah kayak keluarga sendiri.

"Neng, udah lama gak pulang ya?"
"Iya, Bang, dua tahun lalu terakhir kan. Eh, abang lupa yaa?"
"Ooh iya yaa , abang yang lupa, yang rumahnya disitu kan, yang di hook..blah , blah..!"
Duh, hangatnya interaksi di Jakarta emang gak ada duanya.

Nah, ini bagian yang selalu bikin ketawa tiap pulang. Di lingkungan rumah, udah biasa kalau tetangga nyetel musik dengan volume "konser". Tapi yang unik, bukan dangdut atau pop lokal yang sering terdengar, melainkan... lagu Mandarin! Hahaha, entah kenapa ada satu tetangga yang hobi banget muter lagu Mandarin dengan suara cetar membahana. Dari sampai sore, kadang gue udah hafal lagunya saking seringnya diputar.
Bayangin aja, lagi enak-enak duduk santai, tiba-tiba terdengar suara khas dari penyanyi Mandarin lawas yang mendayu-dayu. Kadang, gue malah kepikiran buat request lagu sekalian.

Satu hal lain yang gak pernah berubah dari Jakarta: suara adzan dari berbagai arah. Di mana pun kita berada, pasti bakal terdengar panggilan sholat yang berkumandang serempak dari masjid-masjid sekitar. Ini sih salah satu hal yang paling khas di negeri +62. Ada rasa damai tersendiri denger suara adzan yang bersahutan, apalagi kalau udah maghrib---momen di mana langit jingga dan lampu-lampu kota mulai menyala.

Pulang kampung ke Jakarta selalu penuh warna. Dari ketemu orang-orang lama yang masih inget, nostalgia makanan favorit, sampai cerita-cerita kecil kayak lagu Mandarin tetangga dan kumandang adzan yang bikin hati adem. Setiap perjalanan pulang tuh selalu punya kejutan kecil yang bikin senyum-senyum sendiri. Dan itu yang bikin Jakarta, rumah yang selalu dirindukan.

Salam hangat ,

Adeline Jacobus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline