Kapal Selam KRI Nanggala-402 telah dinyatakan tenggelam (subsunk). Hal ini berawal Ketika KRI Nanggala-402 meminta izin untuk latihan penembakan senjata strategis TNI AL pada hari Rabu, 22 April 2021 dini hari. Namun sekitar pukul 03.36 WITA, kapal selam KRI Nanggala-402 mulai menyelam dan tidak terlihat pada monitor periskop. Saat itu pemanggilan dilakukanberulang kali tetapi kapal selam KRI Nanggala-402 tidak merespon.
Banyak negara yang sudah menawarkan bantuan untuk pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang diantaranya Singapura mengirim MV Swift, Malaysia mengirim MV Mega Bakti, India mengirim Deep Submerged Rescue Vessel, Amerika Serikat mengirim pesawat P-8 Poseidon, Australia mengirim kapal HMAS Ballarat dan HMAS Sirius, dll.
Namun kemudian tim SAR menebukan barang / komponen dari kapal selam KRI Nanggala-402, yaitu pelurus torpedo yang berwarna hitam, kepingan pembungkus untuk pipa pendingin, botol grase pelumas periskop kapal selam, serpihan alat yang biasa digunakan para ABK untuk melaksanakan ibadah sholat, potongan -- potongan spon untuk menahan panas, dan minyak solar yang diambil dari permukaan laut.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur", ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Minggu, 25 April 2021
Kapal selam KRI Nanggala-402 diketahui tenggelam sekitar 700 meter dibawah permukaan laut. Dan ditemukan di kedalaman 838 meter dibawah permukaan laut dengan kondisi yang sudah terbelah menjadi 3 bagian. Hal ini terlihat karena dibantu oleh kapal MV Swift Rescue dari Singapura dengan menggunakan bantuan robot bawah laut yang disebut Remotely operated underwater vehicle (ROV).
Banyak spekulasi tentang penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Namun argumen yang paling masuk akal adalah faktor usia kapal selam yang sudah terbilang tua. Kapal selam KRI Nanggala-402 yang merupakan produk buatan Jerman ini diproduksi tahun 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dipesan Indonesia tahun 1979 dan diserahkan kepada Indonesia Oktober 1981 di Jerman.
Dengan ini, maka saat ini kapal selam KRI Nanggala-402 tersebut sudah berumur lebih dari 40 tahun. Sedangkan batas aman maksimal untuk pengoperasian kapal selam adalah 20 -- 30 tahun. Maka dari itu, seharusnya kapal selam KRI Nanggala-402 sudah di musiumkan dari sekitar 10 tahun yang lalu. Dan seharusnya TNI AL mengganti kapal selam KRI Nanggala-402 dengan kapal selam yang lebih baru untuk menghindari kesalahan system ataupun masalah lainnya pada saat kapal beroperasi.
Dengan umur kapal selam KRI Nanggala-402 yang terbilang cukup tua dan faktor alam dan tekanan bawah laut yang sangat besar, hal ini dapat menjadi faktor rangkaian penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H