Covid-19 sudah tak asing lagi bagi seluruh masyarakat di dunia, terlebih lagi di Indonesia. Pandemi covid-19 kurang lebih sudah dua tahun sudah menghampiri negeri kita tercinta, namun keadaan covid-19 saat ini sudah berangsur membaik setiap harinya yang semulanya pandemi dan sekarang dalam transisi ke endemi. Dampak covid-19 sangat besar bagi Indonesia mulai dari segi aspek kesehatan, pendidikan, pariwisata, politik dan juga ekonomi.
Dalam aspek ekonomi, pengaruh covid-19 sangat besar karena Indonesia menghadapi penurunan ekonomi dan menyebabkan kemerosotan yang sangat dalam hal ini disebabkan karena adanya pembatasan mobilitas yang sangat ketat. Pada awal 2021 Menteri Keuangan mengharapkan terjadinya rebound dan recovery, "Kita dalam mengelola perekonomian juga harus terus mengupayakan adanya pemulihan dan adanya rebound karena perekonomian bisa dan harus mulai kembali lagi bergerak. Ekonomi Indonesia dengan berbagai langkah yang dilakukan oleh pemerintah telah berhasil mencapai melebihi pre-crisis level," jelas Menteri Keuangan.
Di tahun 2022 ini memfokuskan kepada pemulihan Kesehatan di mana masyarakat Indonesia sekitar 70 % memperoleh vaksinasi. Dengan hal itu dapat mencegah terjadinya varian baru maupun gelombang ketiga dan keadaan tidak menjadi kritis. Adapun Andry Asmoro mengatakan, "Kondisi di lapangan plus tantangan dan peluang akan kita temui di tahun mendatang. Apalagi kita tahu bersama tahun 2021 tahun pemulihan ekonomi, tahun 2022 kita berharap perekonomian akan lebih tinggi."
Hal lain yang menjadi perhatian oleh pemerintah dalam pemulihan dan menjaga stabilitas ekonomi yakni UMKM, karena UMKM di Indonesia tergolong banyak dan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Adapun kita memasuki era digital yang sudah sangat pesat dan akan terus berkembang serta memberikan peluang yang besar bagi pemulihan ekonomi. Serta kontribusi millennials akan sangat membantu menjaga stabilitas negara yakni dengan adanya konten-konten positif, tidak membuat dan menyebarkan hoaks serta mengisi dan memaksimalkan ruang digital dengan pesan yang baik.
Adanya potensi-potensi yang ada tidak terlepas dari bahaya yakni inflasi yang disebabkan oleh scarring effect, adapun Wakil Menteri keuangan mengatakan "Scarring effect ini adalah bahwa dengan adanya maka permintaan kita menjadi meningkat, namun dunia usaha kita membutuhkan waktu menyiapkan untuk menyiapkan kapasitas produksi yang kembali seperti sebelum pandemi. Scarring effect ini akan menyebabkan peningkatan harga dan inflasi. Ini yang kita harus tangani bagaimana supaya tingkatan harga tidak menjadi terlalu tinggi dan recovery kita tidak terhambat."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H