Lihat ke Halaman Asli

Adelia Putri

Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Islam Sultan Agung

Pembentukan Kepribadian Calon Guru dari Pendidikan Karakter

Diperbarui: 31 Desember 2022   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembentukan Kepribadian Calon Guru dari Pendidikan Karakter

Oleh:

Ibu Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd (Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unissula)

Adelia Putri Safina (Mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unissula)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajara dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya berupa kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Guru sebagai pendidik professional bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, membina, mengevaluasi dan menilai  peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan. Guru merupakan factor yang menentukan kualitas pendidikan karena guru berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran dikelas.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi, guru tidak lagi sekedar bertindak sebagai penyaji informasi. Guru juga harus mampu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan  dan mengolah informasi sendiri.

Guru adalah pengajar dan pendidik pendidikan anak usia dini melalui jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi Guru setara dengan kualitas pembentukan manusia. Namun, saat ini guru hanya formalitas pekerjaan saja karena banyak guru yang belum professional di Nusantara.

Di era globalisasi dan digitalisasi, guru menghadapi tantangan yang semakin banyak. Suka tidak suka guru harus menghadapi semua profesionalisme. Contoh tantangan yang dihadapi guru saat ini adalah keberagaman siswa. Tidak jarang guru melakukan tindakan kekerasan terhadap siswanya. Ketika guru diminta menjelaskan pentingnya pendidikan justru gurulah yang  dengan sengaja menodai dunia pendidikan. Hal demikian tidak akan terjadi jika guru dapat mengendalikan diri dan lebih memahami kondisi siswanya. Jika seorang guru harus menjatuhkan hukuman, guru harus memberikan hukuman yang sangat wajar kepada para muridnya.

Peranan guru dalam mengajar, seorang guru memiliki berbagai peran dalam mengajar, namun seorang guru memegang peran penting dalam mengajar murid-muridnya. Artinya, sehebat apapun dunia teknologi, kita tetap membutuhkan peran seorang guru. Teknologi yang sebelumnya memudahkan setiap orang untuk mencari ilmu dan informasi, tidak dapat menggantikan peran seorang guru. Peran guru berkaitan dengan penguasaan mata pelajaran. Kami melihat guru saat mengontrol mata pelajaran. Agar guru berperan sebagai sumber belajar bagi siswanya. Ia dapat dengan percaya diri menjawab apa yang ditanyakan siswa tentang mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, pemahaman guru yang kurang terhadap mata pelajaran menunjukkan sikap dan perilaku tertentu, seperti penyajian mata pelajaran yang monoton, suara yang lemah dalam menjelaskan, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, dan lain-lain. Perilaku guru seperti ini, membuat siswa kehilangan rasa percaya diri, yang kemudian membuat guru sulit mengontrol siswa.

Guru juga berperan sebagai pengawas. Guru juga memberikan layanan yang memfasilitasi belajar siswa. Karena usaha guru tersebut maka guru ingin memfasilitasi penyajian bahan ajar, agar siswa dapat memahami setiap materi yang disajikan. Guru bertindak sebagai pemandu. Siswa adalah pribadi yang unik. Keunikan dapat dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya tidak ada dua orang yang sama. Meskipun secara fisik individu mungkin memiliki kesamaan, mereka pada dasarnya tidak sama dalam hal kemampuan, minat, bakat, dan lain-lain. Agar seorang guru dapat menjadi pembimbing yang baik, ada beberapa hal yang harus dikuasai. Di atas segalanya, guru harus memahami anak yang dibimbingnya. Pemahaman ini sangat penting karena menentukan jenis teknik dan bimbingan yang akan diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami dan mampu merencanakan, baik dalam merencanakan tujuan, dan keterampilan yang dapat dicapai, maupun dalam merencanakan proses pembelajaran.

Guru juga berperan sebagai motivator. Seorang motivator adalah orang yang memotivasi orang lain secara professional. Dalam pembelajaran, motivasi merupakan aspek dinamis yang sangat penting. Namun, siswa yang kurang berkembang bukan karena kurangnya keterampilan, melainkan karena kurangnya motivasi untuk belajar, sehingga tidak berani menggunakan semua keterampilannya. Belajar dikatakan berhasil bila siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Terakhir, guru bertindak sebagai evaluator. Tugas guru adalah mengumpulkan keterangan atau data mengenai keberhasilan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peran seorang evaluator, memiliki beberapa fungsi. Pertama, menentukan keberhasilan siswa dalam menggapai tujuan yang telah ditentukan atau keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Kedua, menentukan keberhasilan guru dalam menyelesaikan semua kegiatan yang direncanakan. Semua peran diatas, harus menjadi milik seorang guru. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi mencakup semua kebutuhan siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline