Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Pendidikan Karakter sejak Dini

Diperbarui: 13 Juni 2023   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Pendidikan karakter sejak dini merupakan pendidikan terpenting untuk membentuk karakter yang baik bagi anak. Dalam penanaman karakter baik pada anak diperlukan kesadaran dari orang tua untuk konsisten dalam membimbing. Kurangnya kesadaran dan pengawasan orang tua disaat anak mengalami pertumbuhan menyebabkan anak tumbuh dengan pengaruh negatif yang akan berdampak pada diri anak maupun berdampak kepada orang lain. Kasus yang sering terjadi karena anak tumbuh di lingkungan yang buruk yaitu bullying. 

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Kasus ini menjadi kasus yang sering terjadi dan sulit sekali untuk dihilangkan karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingnya pendidikan karakter bagi anak.

       Berdasarkan data KPAI pada tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk perundungan (kompas.com, 24 Juli 2022). Ini termasuk angka yang cukup besar dan perlu perhatian dari berbagai pihak yang terkait. Berdasarkan catatan FSGI, sepanjang dua bulan pertama pada 2023 sudah tercatat ada enam kasus tindak perundungan atau kekerasan fisik dan 14 kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan. Maraknya kasus bullying menyebabkan menurunan mental terhadap korbannya. 

Tak hanya itu kasus pembulian ini juga dapat menyebabkan kematian pada korban pembulian. Mirisnya terkadang pihak sekolah tidak peduli terhadap kasus bullying yang terjadi disekolah. Kebanyakan guru menganggap ejekan dan tindakan yang dilakukan oleh murid murid mereka hanyalah bercandaan semata. Dengan tidak adanya tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah pelaku pembulian merasa dirinya merasa leluasa untuk melakukan tindakan tindakan pembulian terhadap temannya.

       Faktor  terjadinya bullying ini diantaranya, yaitu perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, keluarga tidak rukun, situasi sekolah tidak harmonis, perbedaan karakter individu ataupun kelompok, adanya dendam/iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik, dan meningkatkan popularitas pelaku dalam ruang lingkup teman sebayanya.

        Bentuk bullying yang terjadi di sekolah dapat berupa: pertama, verbal. Dimana kekerasan yang dilakukan berupa ejekan, makian, cacian, celaan, fitnah. Kedua, fisik. Dimana kekerasan yang dilakukan berhubungan dengan tubuh seseorang yang dapat berupa pukulan, meludahi, tamparan, tendangan. Ketiga, relasional. Dimana kekerasan yang terjadi karena munculnya kelompok tertentu yang berseberangan dengan kelompok ataupun individu lain hingga adanya pengucilan.

Seperti contoh kasus yang sedang terjadi pada sebuah akun tiktok yang memperlihatkan Seorang siswa SMP yang diikat di pohon dan di siram air got oleh teman temannya. Siswa tersebut masih menggunakan seragam putih abu abu dengan tangan yang terikat serta baju yang basah dan kotor karena di siram air got oleh temannya. Siswa tersebut hanya diam tidak melakukan apapun karena sudah terbiasa diperlakukan seperti itu dan siswa tersebut tidak memiliki perlindungan dari orang lain. 

Beberapa siswa yang menjadi pelaku pembulian memalingkan wajah dari camera dan kemudian meninggalkan lokasi kejadian. Video tersebut viral dan telah ditonton lebih dari 20 juta kali dan mendapatkan reaksi netizen bersimpati dan tidak tega.

Dalam kasus tersebut, kita tahu bahwa begitu penting mendidik karakter anak sejak dini untuk mencegah terjadinya pembulian di lingkungan sekolah. Peran orang tua sangat di perlukan untuk membentuk karakter anak. Bukan hanya peran orang tua, kondisi lingkungan sekitar juga menjadi salah satu peran penting dalam pembentukan karakter.

Dengan kondisi lingkungan yang baik dapat memberikan dampak baik juga. Namun, nyatanya hingga saat ini masih kurangnya perhatian dari orang tua tentang pembentukan karakter anak. Kurangnya pengawasan dari orang tua membuat anak bersikap seenaknya karena tidak ada yang memberi tau tindakan tersebut benar atau salah. Sehingga banyak kasus pembulian mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Kurangnya perhatian dari guru juga menjadi salah satu faktor terjadinya pembulian.

 Jadi, bagi semua orang tua diharapkan lebih memperhatikan pertumbuhan karakter anak apalagi ketika dalam pertumbuhan di usia dini. Dengan meningkatkan kesadaran orang tau dan guru tentang pentingnya perhatian lebih kepada anak untuk pembentukan karakter dapat membantu mengurangi kasus pembulian di lingkungan sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline