Lihat ke Halaman Asli

Kajian Ekonomi Islam pada Madzab "Mainstream"

Diperbarui: 27 Februari 2018   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perbedaan sudut pandang dalam ekonomi islam

Perbedaan antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari akonomi islam yang keduanya tidak dapat dikompromikan, karena masing- masing di dasarkan atas pandangan (weltanschauung) yang berbeda. 

Dalam ekonomi konvensional melihat suatu ilmu yang berorientasi hanya kepada kehidupan duniawi dan tidak sama sekali memasukkan tanggung jawab manusia kepada tuhan diakhirat dalam bangun berpikirnya. Karena itulah ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai sedangkan ekonomi islam dibangun dengan prinsip- prinsip religious ( berorientasi pada kehidupan dunia sekaligus kehidupan akhirat nya).

Menurut M. umer Chapra tujuan dari ekonomi islam sejalan dengan tujuan pokok islam yaitu menciptakan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan kebahagiaan yang dalam hal ini dapat diperoleh melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas individu. 

Pemenuhan kebutuhan rohani membutuhkan pembangunan moral dan pemenuhan kebutuhan materi dapat direalisasikan dengan pembangunan umat manusia dan sumber daya yang ada dalam suatu pola yang merata sehingga semua kebutuhan manusia, dapat dipenuhi secara utuh dan terwujud suatu distribusi kekayaan yang adil dan merata.

Dalam tataran paradigma seperti diatas, para ekonomi muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun, ketika diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimana konsep ekonomi islam itu, mulai muncullah perbedaan pendapat. Sampai saat ini, pemikiran para ekonom Muslim Kontemporer dapat diklasifikasikan setidaknya menjadi tiga madzhab yaitu antara lain Madzhab Bagir al-Sadr, Madzhab Mainstream, dan Madzhab Alternatif kritis. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai Madzhab Mainstream.

Mazhab Mainstream berbeda pendapatnya dengan mazhab Baqir. Mazhab ini justru setuju bahwa masalah ekonomi mncul karena sumber daya terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas.misalnya, bahwa total permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada titik equilibrium. Namun, jika berbicara pada tempat dan waktu tertentu, maka sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya alam. Bahkan semua ini sering kali terjadi. Islam pun mengakui dengan adanya keterbatasan sumber daya. Dan dalil yang dipakai ialah

"Dan sungguh akan kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira bagi orang- orang yang sabar" QS Al-Baqarah [2]:155

Sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas atau tidak akan pernah puas dianggap sebagai hal yang alamiah, berikut ini salah satu dalilnya:

" Bermegah- megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke liang kubur

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatnmu itu)".QS At- Takaasur [102]:1-5.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline