Penyalahgunaan Napza merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Karena saat ini sudah banyak generasi muda kita terutama remaja yang menjadi korban barang terlarang tersebut.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Pada masa remaja, keinginan untuk mencoba hal baru, mengikuti trend dan gaya hidup sangat besar.
Walaupun semua kecenderungan tersebut dianggap wajar, tetapi hal itu bisa juga menjerumuskan remaja untuk terdorong menyalahgunakan napza. Tentu penggunaan napza dapat merusak kesehatan generasi muda bangsa Indonesia. Generasi muda yang sehat merupakan penerus bangsa diharapkan mampu memajukan bangsa melalui kecerdasan dan prestasinya.
Akan tetapi, saat ini banyak generasi muda kita yang secara perlahan digerogoti oleh zat adiktif itu. Hal tersebut menyebabkan dampak yang besar bagi generasi muda saat ini, citra generasi muda yang dikenal cerdas dan berprestasi akan luntur akibat penyalahgunaan zat adiktif yang bisa merusak syaraf dan menyebabkan generasi muda tidak dapat berpikir jernih.
Selanjutnya mereka akan merasa ketergantungan pada obat yang menyebabkan seseorang untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang secara berulang-ulang dan berkesinambungan.
Masalah lain yang muncul yakni, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini disebabkan dari pemakaian napza seperti narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.
Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sehat, akibat dari penyalahgunaan napza dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa dan terancamnya kesehatan bangsa Indonesia.
Di Indonesia pemakai napza berada pada rentang usia 11-59 tahun. Di mana pada rentang usia tersebut terdapat usia produktif atau usia pelajar. Penggunaan napza memiliki dampak secara fisik seperti gangguan pada sistem saraf berupa kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah berupa infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
Gangguan pada kulit berupa nanah, bekas suntikan dan alergi. Gangguan pada paru-paru berupa penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, kerusakan jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup. Dampak psikologis berupa berpikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.
Menjadikan Indonesia lebih sehat dapat dilakukan dengan cara pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan napza di kalangan remaja. Penyalahgunaan napza merupakan masalah perilaku manusia bukan semata-mata masalah zat atau napza itu sendiri.
Maka dalam usaha pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan napza itu perlu pendekatan tingkah laku. Semua pihak harus terlibat dalam mencegah remaja terjerumus dalam menggunakan napza, mulai dari orang tua, guru dan masyarakat yang harus berperan aktif dalam mewaspadai dan mencegah ancaman napza terhadap para remaja.