Lihat ke Halaman Asli

Adeliana

Mahasiswi

Orientalisme: Antagonistik Barat dan Timur

Diperbarui: 20 Desember 2022   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat mengkaji tentang Orientalisme, tentu masih ada trauma yang membekas dalam benak kita terhadap kejamnya bangsa Barat kepada kita sebagai umat Muslim dan juga Indonesia.

Dimana dunia Timur telah menjadi daerah jajahan Barat atau Eropa selama berabad- abad lamanya  dengan cara Kolonialisme.

Ambisi orang Barat ingin menjadi negara yang paling terkuat baik dalam bidang keagamaan, ekonomi, politik, keilmuan dan lain sebagainya menciptakan berbagai tindakan -- tindakan yang radikal dan juga kekerasan yang dihadapi umat Muslim dan orang - orang Timur.

Ada pandangan yang menyatakan bahwa studi orientalisme membawa petaka bagi dunia Timur sendiri. Sehingga orang Barat terkesan hanyalah beirisi orang -- orang yang bertujuan mendominasi Timur. Namun ternyata Orientalisme tidak hanya sebatas itu saja, melainkan punya cakupan yang lebih luas dan punya sejarahnya tersendiri. Untuk itu disini kita akan membahas terkait pengertian orientalis dan juga sejarahnya. 

Orientalisme berasal dari kata orient bahasa Prancis yang berarti timur, dan isme (Belanda) yang menunjukan pengertian tentang suatu paham. Jadi orientalisme bermakna sesuatu paham atau aliran, yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa di Timur.

Secara umum orientalisme yaitu metode berfikir secara Barat. Metode inilah yang kemudian menjadi landasan dalam menilai dan memperlakukan segala sesuatu, bahwa di sana ada perbedaan yang fundamental atau kompleks antara Barat dan Timur, baik dalam eksistensi ataupun teknologi. 

Orientalisme  juga dapat diartikan sebagai studi akademis yang dilakukan oleh bangsa Barat dari negara-negara imperialis mengenai dunia Timur dengan segala aspeknya, baik mengenai sejarah, pengetahuan, bahasa, agama, tatanan sosial politik, hasil bumi serta potensinya.

Para orientalis adalah ilmuwan Barat yang mendalami bahasa, kesustraan, agama, sejarah, dan adat istiadat dunia Timur. Secara analitis, orientalisme dibedakan atas: Keahlian mengenai wilayah Timur, Metodologi dalam mempelajari masalah ketimuran, dan sikap ideologis terhadap masalah ketimuran, khususnya Islam.

Kegiatan penyelidikan diberbagai bidang tersebut sudah ada selama berabad-abad, tetapi baru memperlihatkan intensitasnya yang luar biasa pada abad ke-19. Tidak diketahui secara pasti siapa orang Barat pertama yang mempelajari orientalisme dan kapan waktunya. Sebagian berpendapat awal munculnya orientalisme yaitu pada permulaan abad 11 M.

Orientalisme dianggap sebuah cara untuk merusak akidah dari umat Islam pada saat itu dan cara menjatuhkan orang Timur. Yang awalnya hanya berniat untuk belajar karena pada saat itu dunia Barat sedang berada pada masa kegelapan, dimana semua hal diatur dan dikuasai oleh bapak gejera.

Dan pada masa itu pula di dunia Timur sendiri tepatnya Islam sedang berada di masa kejayaan dan berada dalam kehidupan yang mapan baik dalam bidang pendidikan, infrastruktur, teknologi, politik dan lain sebgainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline