Di sudut kelas yang sunyi,
ada sosok yang jarang terpahami.
Ia berdiri, dengan senyum lelah,
menjahit asa di tiap celah.
Pagi-pagi ia datang lebih awal,
membawa harap di tas yang tebal.
Bukan emas, bukan harta,
hanya ilmu untuk jiwa yang muda.
Kadang ia bicara tanpa disimak,
tulisan di papan perlahan memudar.
Namun ia tetap teguh berdiri,
meski ucapan terbalas sunyi.
Di malam yang dingin, kau tetap berjaga,
menyusun rencana, tak kenal lelah.
Tak ada yang tahu betapa berat beban,
namun senyummu selalu penuh keikhlasan.
Oh, guru, engkau jarang terlihat,
namamu mungkin terlupakan di akhir hayat.
Tapi percayalah, di hati yang mengerti,
jasamu abadi, takkan pernah mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H