Manna – Maryono, penjual dan pemilik Resto Bintang Kubang yang berasal dari Boyolali, bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana. Anak pertama Maryono baru saja sidang skripsi pada bulan Mei 2021 sedangkan anak ke duanya lulus SNMPTN tahun 2020 di IPB.
Maryono sudah berjualan martabak Resto Bintang Kubang selama 34 tahun sebelum ia berkeluarga yang dimulai pada tahun 1987. “Saya sudah menekuni jualan martabak sebelum berkeluarga, dari berjualan martabak ini dapat membantu keluarga dan kerabat” tuturnya. Dari jualan martabak ia sudah menjadi orang yang bertanggung jawab dan sangat peduli dengan keluarga serta kerabatnya.
Resto Bintang Kubang miliknya masih berjalan hingga sekarang dan ia sudah 3 kali pindah lokasi selama berjualan martabak Resto Bintang Kubang. Sejak sudah berkeluarga ia pindah rumah bersama keluarganya di Batam dan mencoba membuka kembali Resto Bintang Kubang sejak tahun 2008 bulan April – Juli.
Namun, usaha Resto Bintang Kubang yang di buka di batam, tidak bertahan lama. Akhirnya Maryono dan keluarga pindah ke provinsi Bengkulu tepatnya di Kab. Bengkulu Selatan dan membangun kembali usaha Resto Bintang Kubang miliknnya dari nol. Usahanya ini dibangun kembali sejak 2008 bulan Agustus hingga sekarang dan jualan martabak ini dapat menyekolahkan anak-anak nya ke perguruan tinggi negeri hingga lulus sarjana.
“Tentu saja senang, sebagai orang tua pasti bangga karena anaknya sarjana walaupun dari hasil jualan martabak. Tidak perlu malu karena jualan martabak, asalkan halal dan dapat tetap bisa menyekolahkan anak sampai sarjana, merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Jika anaknya sarjana apalagi dengan nilai yang bagus, pasti derajat orang tua akan naik” ujar Maryono dengan perasaan bangga.
Maryono sangat bangga kepada anak-anaknya yang tetap berprestasi meskipun ia hanya seorang penjual martabak. Anak-anak Maryono juga tidak pernah merasa malu dengan orang tuanya, bahkan anak-anaknya selalu membantu ia berjualan martabak dari pukul 4 sore hingga pukul 2 pagi. Saat kuliah online seperti sekarang ini, ia mengaku bahwa anaknya yang sedang kuliah di IPB selalu menemani dan membatu berjualan hingga dini hari.
“Menyekolahkan anak adalah suatu kewajiban sebagai orang tua, karena jika anaknya berilmu maka derajat orang tua akan naik di mata masyarakat. Meskipun saya seorang penjual martabak tapi anak saya dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri favorit dan mereka harus mampu mencukupi hidupnya sendiri serta mendapat pekerjaan yang lebih baik dari pada orang tuanya. Anak saya harus lebih baik daripada saya. Oleh karena itu, saya tetap menyekolahkan mereka hingga sarjana semua” ujarnya dengan bersemangat.
Apapun pekerjaan seseorang, jika memiliki niat dan tekad yang kuat. Maka, tidak akan ada yang dapat menghalangi untuk mencapai tujuannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H