Lihat ke Halaman Asli

Prinsip-prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Diperbarui: 9 Juni 2024   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A.   Ketetapan Menjelaskan Prinsip prinsip Belajar

Menurut Adi (1994 : 84-92). Ada beberapa 3 prinsip belajar yang utama yakni:

  • Classical Conditioning
  • Teori ini berasal dari eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ilmuwan Rusia, yang terkait dengan pengkondisian klasik. Ini adalah proses pembelajaran yang melibatkan pembiasaan terhadap suatu rangsangan. Teori ini menyoroti keterkaitan antara stimulus dan respons, tanpa memerlukan penguatan.
  • Prinsip dasar dari model pengkondisian klasik melibatkan stimulus tak berkondisi, respons tak berkondisi, dan stimulus berkondisi. Stimulus tak berkondisi adalah bagian dari lingkungan organisme yang secara alami muncul tanpa memerlukan pembelajaran sebelumnya, atau dapat dianggap sebagai reaksi refleksif.[1]
  • Menurut teori conditioning, pembelajaran melibatkan respons yang muncul sebagai hasil dari situasi tertentu. Untuk memfasilitasi pembelajaran, kondisi khusus diperlukan. Fokus utama pembelajaran, seperti yang dicatat dalam teori pengkondisian, adalah pada latihan yang konsisten. Teori ini menekankan pembelajaran yang berlangsung secara alami atau otomatis.
  • Instrumental (Operant) Conditioning
  • Studi awal tentang pengkondisian operan dimulai dengan serangkaian eksperimen oleh Thorndike. Teorinya menyatakan bahwa dalam pengkondisian operan, respons yang dipilih adalah yang memberikan hasil positif, dari berbagai respons yang acak. Konsep ini sebanding dengan prinsip evolusi, di mana hanya perubahan yang meningkatkan keselamatan spesies yang dipilih dari variasi acak dalam populasi. Oleh karena itu, hukum efek berperan dalam meningkatkan kelangsungan hidup spesies
  • Cognitive Learning
    • Kognisi, atau proses kognitif, mencakup aktivitas mental dalam memproses informasi dari lingkungan melalui indera. Di sisi lain, pembelajaran melibatkan perubahan perilaku yang berlangsung lama akibat pelatihan atau pengalaman. Pembelajaran kognitif berhubungan dengan perubahan dalam cara informasi diproses akibat paparan atau latihan.
    • Perspektif psikologi kognitif menekankan peran penting proses mental internal dalam manusia. Menurut ahli kognitif, pemahaman dan penggunaan yang efektif terhadap perilaku manusia yang teramati tidak lengkap tanpa mempertimbangkan faktor-faktor seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya.
    • Dari perspektif psikologi kognitif, belajar lebih ditekankan sebagai proses mental daripada fisik. Meskipun saat seorang anak belajar membaca dan menulis, mereka menggunakan alat fisik seperti mulut dan tangan, tindakan tersebut tidak hanya dipicu oleh stimulus luar. Sebagian besar dipengaruhi oleh dorongan mental yang dikendalikan oleh otak anak. Sejalan dengan ini, Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki dorongan bawaan untuk belajar.
  • Adapun yang di ambil dari teori psikologi gestalt, Prinsip prinsip belajar yaitu:

    • Pembelajaran dimulai dengan pemahaman menyeluruh terlebih dahulu, sebelum berkembang ke pemahaman tentang komponen-komponennya.
    • Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
    • Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan.
    • Pemahaman yang matang adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.
    • Keberhasilan dalam pembelajaran bergantung pada adanya tujuan yang signifikan bagi individu tersebut.
    • Dalam pembelajaran, individu bertindak sebagai agen aktif, bukan hanya sebagai tempat di mana informasi disuntikkan oleh orang lain..
  • Adapun Menurut Dalyono, Prinsip prinsip belajar antara lain:

  • 1.  Kematangan Jasmani dan Rohani 

    Salah satu prinsip pokok dalam pembelajaran adalah mencapai kedewasaan fisik dan mental yang sesuai dengan tahap pembelajaran yang sedang dijalani. Kedewasaan fisik menandakan bahwa seseorang telah mencapai usia yang sesuai dan memiliki kondisi fisik yang cukup untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kedewasaan mental menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan psikologis yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran, seperti kemampuan berpikir, ingatan, dan imajinasi. Sebagai contoh, seorang anak yang akan memulai sekolah dasar biasanya berusia 6 tahun, dengan persiapan fisik dan mental yang cukup untuk mengikuti pelajaran di sana.

  • 2.  Memiliki Kesiapan
    Setiap individu yang ingin terlibat dalam proses pembelajaran perlu memastikan bahwa mereka siap secara fisik, mental, dan memiliki perlengkapan belajar yang memadai. Kesiapan fisik melibatkan memiliki energi yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental melibatkan minat dan motivasi yang cukup untuk belajar. Kekurangan dalam kesiapan fisik, mental, atau perlengkapan belajar dapat menghambat proses pembelajaran dan menghasilkan hasil yang kurang optimal. Sebagai contoh, seorang siswa yang memulai SMA harus memiliki kesehatan yang baik, kecerdasan yang memadai, minat, motivasi, serta dukungan finansial dan perlengkapan belajar yang memadai. Jika terdapat kekurangan dalam salah satu aspek tersebut, seperti kesehatan yang buruk atau kurangnya minat dan motivasi, siswa tersebut mungkin belum siap untuk menghadapi tantangan di SMA.
    3.  Memahami Tujuan

    •   Setiap pembelajar harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan, arah, dan manfaat dari proses pembelajaran mereka. Prinsip ini sangat krusial untuk keberhasilan dan efisiensi pembelajaran. Tanpa pemahaman yang jelas tentang tujuan, pembelajaran dapat menyebabkan kebingungan, kehilangan motivasi, ketidakteraturan, atau kurangnya fokus. Belajar tanpa tujuan serupa dengan kapal yang berlayar tanpa arah yang jelas, yang akhirnya dapat terdampar atau tersesat.
    • Memiliki Kesungguhan
    • Dalam belajar, penting bagi seseorang untuk menunjukkan dedikasi yang sungguh-sungguh. Belajar tanpa dedikasi akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan dan menyia-nyiakan waktu serta energi secara tidak efisien. Sebaliknya, belajar dengan tekun dan semangat akan menciptakan prestasi yang lebih baik. Pencapaian yang maksimal dan penggunaan waktu dengan efisien adalah tujuan utama. Prinsip dedikasi sangat penting dalam belajar. Meskipun seseorang sudah siap, matang, dan memiliki tujuan yang jelas dalam pembelajaran, kurangnya dedikasi atau sikap malas akan menghasilkan hasil yang kurang memuaskan.
    • Ulangan dan Latihan
  • Prinsip yang sama-sama penting adalah pentingnya latihan dan pengulangan. Materi yang dipelajari perlu diulang untuk dimasukkan ke dalam ingatan, sehingga dapat dipahami secara menyeluruh dan sulit dilupakan. Belajar tanpa pengulangan cenderung menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, meskipun seseorang memiliki kecerdasan, dia tetap perlu memperbanyak pengulangan materi atau berlatih sendiri di rumah agar pemahaman terhadap materi tersebut semakin dalam dan dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Mengulang materi adalah salah satu cara untuk meningkatkan fungsi ingatan.

    Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar mencakup kedewasaan fisik dan mental, komitmen, pemahaman tujuan, kesiapan, dan kebiasaan.

  • Dalam merencanakan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar membantu dalam mengenali batasan dan potensi dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini membantu guru dalam menetapkan langkah-langkah yang sesuai. Terapinya juga memungkinkan guru untuk membentuk sikap yang mendukung peningkatan pembelajaran peserta didik secara efektif.

    Dan adapun Prinsip-prinsip belajar yang merupakan dasar dasar  menjadi landasan bagi proses pembelajaran yang efektif. Beberapa prinsip utama dalam pembelajaran antara lain:

    • Aktivitas : Pembelajaran yang aktif lebih efektif daripada pembelajaran yang pasif. Aktivitas ini dapat berupa berdiskusi, berlatih, atau melakukan eksperimen.
    • Partisipasi : Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran akan meningkatkan pemahaman dan retensi materi tersebut..
    • Relevensi : Materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau minat siswa akan lebih mudah dipahami dan diingat..
    • Pemahaman : Pembelajaran yang berfokus pada pemahaman konsep daripada sekadar menghafal akan membantu siswa menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi.
    • Umpan balik : Pemberian umpan balik yang sesuai dan positif membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman dan kinerjanya.
    • Penguatan : Memberikan penguatan atau reward seperti pujian, pengakuan, atau hadiah akan meningkatkan motivasi dan semangat siswa untuk belajar.
    • Kesesuaian : Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa agar efektif
    • Pengulangan : Mengulang materi secara berkala membantu mengkonsolidasikan dan menguatkan memori jangka panjang.
    • Koherensi : Materi pembelajaran harus disusun secara teratur dan logis agar mudah dipahami oleh siswa.
    • Koneksi : Menyambungkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa akan meningkatkan pemahaman mereka secara komprehensif.
    • Prinsip-prinsip ini dapat membantu pendidik merancang pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan memaksimalkan potensi setiap siswa.
    • Beberapa teori yang dikembangkan oleh para ahli tentang prinsip-prinsip pembelajaran memiliki kesamaan dan perbedaan. Namun, ada beberapa prinsip yang secara umum diakui dan menjadi dasar dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut mencakup perhatian dan motivasi, keterlibatan aktif, partisipasi langsung, pengulangan, penantangan, dan pengakuan terhadap perbedaan individual. Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi penting bagi guru dan siswa untuk meningkatkan mutu pembelajaran, lebih jelas nya di uraikan sebagai berikut :
    • Perhatian dan Motivasi
    • Perhatian merupakan faktor kunci dalam pembelajaran; tanpanya, pelajaran yang disampaikan tidak akan efektif. Teori belajar menegaskan bahwa tanpa perhatian, tidak akan ada pembelajaran yang terjadi. Peserta didik akan fokus pada materi pembelajaran jika relevan dengan kebutuhan mereka, yang akan mendorong motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
    • Motivasi memiliki peran utama dalam proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Gage dan Berliner. Mereka menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang mendorong dan mengarahkan aktivitas seseorang, seperti mesin dan kemudi pada mobil. Dengan kata lain, motivasi adalah dorongan yang mendorong dan membimbing seseorang dalam belajar. Motivasi ini juga erat kaitannya dengan minat; siswa yang tertarik pada suatu bidang studi biasanya lebih termotivasi untuk mempelajarinya.
    • Keaktifan
    • Belajar dipandang sebagai proses kompleks bagi peserta didik, dapat dilihat dari dua perspektif: dari sudut pandang siswa dan guru. Dalam perspektif peserta didik, belajar merupakan sebuah proses mental yang melibatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Sedangkan dari sudut pandang pendidik, proses pembelajaran terlihat sebagai upaya untuk mengajarkan sesuatu kepada peserta didik. Pandangan psikologi kontemporer cenderung menganggap anak sebagai individu yang aktif, memiliki dorongan dan aspirasi pribadi. Seperti yang disebutkan oleh Dimiyati dan Mudjiono, proses belajar hanya terjadi pada diri peserta didik itu sendiri, yang mana peserta didik menjadi penentu utama apakah pembelajaran akan terjadi atau tidakIni menunjukkan bahwa belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain atau ditransfer kepada individu lainnya. Belajar hanya akan terjadi ketika seseorang secara aktif mengalami prosesnya sendiri.
    • Keterlibatan Langsung / Berpengalaman 
    • Setiap peserta didik memiliki potensi dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Potensi ini dapat maksimal terwujud jika mereka diberikan panduan dan kesempatan untuk pengalaman langsung. Menurut Edgar Dale, yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik, pendekatan pembelajaran paling efektif adalah melalui pengalaman langsung.[1]
    • Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan elemen psikologis yang harus dipahami oleh setiap pendidik, yang bertanggung jawab secara profesional dalam mengembangkan potensi anak-anak bangsa.
    • B. Ketetapan menjelaskan hal hal yang mempengaruhi belajar
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline