Oleh: Adel Kalibar
Alat komunikasi yang paling ampuh adalah bahasa. Dengan bahasa manusia sebagai mahluk sosial dapat berhubungan satu sama lain secara efektif. Dengan bahasa kita menyatakan perasaan, pendapat, bahkan dengan bahasa kita berpikir dan bernalar. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi antar sesamanya, dan juga tidak akan dapat mengeluarkan ekspresinya dan pendapatnya. Manusia dan bahasa sudah menjadi satu ke satuan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan ini, manusia sangat membutuhkan bahasa. Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan lancar, tidak menimbulkan salah paham, kita perlu terampil berbahasa baik lisan maupun tulis. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan atau apa yang disampaikan pembicara dapat dipahami atau diterima dengan baik oleh penyimak sesuai dengan maksud pembicara tersebut, artinya tidak menyimpang dari yang disampaikan .
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini, bahasa adalah sebuah sistem tanda. Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar dan sebainya) apa yang diwakilinya itu. Setiap bagian dari bahasa tentulah mawakili sesuatu. Tegasnya bahasa itu bermakna, artinnya bahasa itu berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang memakainya". Semua orang padai berbahasa, pandai bagaimana mengeluarkan pendapatnya melalui berbahasa, tapi belum tahu bagaimana cara berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan apa yang hendak disampaikan.
Oleh karena itu keterampilan berbahasa juga erat kaitannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa itu sendiri. Bahasa seseorang biasanya mencerminkan pikiran seseorang, kita bisa melihat bagaimana seseorang berpikir dengan baik dan bernalar dari bahasa yang digunakan. Kita bisa melihat jika semakin cerah dan jelas pikiran seseorang dari situ bisa dilihat semakin trampil seseorang berbahasa. Melihat hal seperti ini dapat disimpulkan bahwa melatih keterapilan berbahasa bearti melatih keterampilan berpikir.
Masih banyak individu-individu yang belum memahami arti sebuah bahasa dan penggunaan bahasa itu sendiri, misalnya masih banyak orang yang menjadi tersinggung, marah, benci, kesal, bahkan dendam secara langsung menunjukan emosi, karena bahasa tadi yang digunakan tidak seperti apa yang lawan bicara kita pikirkan, mungkin kita telah menyinggung prasaannya atau orang tersebut tidak biasa mendengar bahasa-bahasa yang kita gunakan. Dalam pergaulan kita sehari-hari, penggunaan bahasa itu sangat penting di jaga dan kita juga harus membiasakan diri untuk bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar, karena dengan bahasa kita manusia berpikir dan bernalar, itu yang sangat penting yang perlu dipikirkan oleh kita sebagai mahluk sosial. Pemilihan diksi yang tepat dan kurang tepat itulah yang mempengaruhi Bahasa yang kita gunakan.
Mulai sekarang mari kita ubah paradikma lama kita bagaimana kita gunakan bahasa yang baik, karena dari bahasa tadi orang lain bisa melihat bagaiman kita berpikir. Terutama penggunaan bahasa Indonesia, jangan sampai dikalahkan oleh bahasa pergaulan sehari-hari yang beraneka ragam. Dalam konteks bahsa pergaulan juga kita seharusnya menggunakan Bahasa yang pantas. Penggunaan Bahasa akan melekat pada diri, dan menjadi cermin jati diri. Orang biasa mengunakan Bahasa yang baik sopan dengan pilihan diksi yang tepat akan menjadi pribadi yang baik tentunya, begitu juga sebaliknya.
Sebagai contoh, semua orang pasti tidak suka dibandikan-bandingkan dengan orang lain, di hina, caci maki, dan atau diremehkan dengan perkataan atau Bahasa yang digunakan.
Suatu kecerdasar emosional (IQ) dan juga bahasa yang kita gunakan sangat menjadi penentu dan kunci kesuksesan dalam berkomunikasi, berbicara di depan banyak orang. Bahasa juga menunjuka Bangsa. Melalui bahasa yang digunakan seseorang dalam berbicara, berkomunikasi kita bisa melit tingkat kecerdasan emosional (IQ) orang tersebut dan cara orang tersebut berpikir dan bernalar.
Semoga penggunaan Bahasa semakin menjadi perhatian kita bersama, bisa menggunakan Bahasa yang baik dan sepantasnya sehingga tidak ada lagi perasaan dan hati yang tersakiti karena penggunaan habasa yang tidak tepat. Banyak kasus di negeri ini yang terjadi seperti pembunuhan, masuk penjara karena adanya laporan dari pihak yang tersakiti, dendam membara. Itu semua karena penggunaan Bahasa yang tidak tepat. Satu kata saja bisa membunuhmu, apalagi dalam kalimat tertentu. Ingatlah beberapa pribahasa yang menjadi pedoman hidup, mulutmu harimaumu, lidah tidak bertulang, dan sebagainya. Semoga. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H